Wabup Ngawi Sambangi Bocah Lumpuh yang Sempat Viral Kakinya Diikat

Seorang bocah laki-laki berinisial ES (10 tahun) di Kabupaten Ngawi sempat viral lantaran kedua kakinya diikat. Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko pung langsung datang mengunjungi si bocah lumpuh itu, di rumahnya di Desa Kandangan, Kecamatan Ngawi Kota.


Dalam kunjungannya, Dwi Rianto berkomunikasi dengan pihak keluarga. Ia ingin mendengar langsung keluhan dari yang bersangkutan. Bahkan, ia mengajak bercanda dengan ES.

Antok sapaan akrab Dwi Rianto Jatmiko mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dialami ES selama ini.

"Kita langsung bergerak merespon atas kondisi yang dialami adik ini. Tentunya mulai hari ini kondisinya harus kita perhatikan," ujar Antok kepada Kantor Berita RMOL Jatim, Selasa, (15/2).

Hasil dari klarifikasi, Antok memastikan bahwa keluarga ES terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat atau KPM. Sehingga sesuai haknya adalah menerima bantuan sosial dari pemerintah baik pusat maupun dari pemerintah daerah. Seperti PKH, BPNT, BPJS, dan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Termasuk Santunan Disabilitas.

"Selain memastikan adanya bantuan sosial sesuai KPM. Kita juga intervensi terhadap tempat tinggalnya dan sarana MCK demikian juga kondisi si adik ES ini," ucap Antok.

Dalam waktu dekat, lanjut Antok, pihaknya akan merehabilitasi lantai rumah agar layak berupa pengerasan cor atau plesterisasi dari yang sebelumnya berlantai tanah. Termasuk memperbaiki fasilitas dapur rumah keluarga ES ini.

Untuk penanganan lanjutan, kata Antok, Pemkab Ngawi akan memberikan bantuan kursi roda khusus menyesuaikan dengan kondisi kesehatan ES. Selain itu, ES akan mendapatkan fisoterapi khusus dari Dinas Kesehatan. Untuk proses awal akan dilakukan terapi sebanyak tiga kali setiap pekan.

"Semua sudah kita libatkan untuk penanganan pada diri adik ES ini. Baik Dinas Sosial, Dinas Kesehatan maupun lembaga lain yang berkaitan dengan penyandang disabilitas. Artinya hari ini dan seterusnya akan kita pantau secara bersama," tegas Antok.

Seperti diberitakan, kedua kaki ES yang mengalami kelumpuhan sejak kecil oleh orang tuanya sengaja diikat dengan tali kain. Tujuanya untuk menjaga keselamatan diri ES agar tidak keluar rumah.

Kedua orangtuanya terpaksa mengikat kedua kaki ES. Sebab, suatu waktu pernah terjadi ketika keluarganya lengah si ES keluar rumah dengan cara bergulung hingga sejauh 50 meter dan di sekitar rumahnya terdapat jalan raya.