Kasus Covid-19 di Jatim Masih Fluktuatif,  Gubernur Khofifah Imbau Untuk Terus Waspada!

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/dok hms
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/dok hms

Setelah pada 17 Februari 2022 lalu penambahan kasus harian Covid-19 varian omicron di Jatim melampaui kasus harian tertinggi pada bulan Juli 2021, kini tren kasus  mulai menurun tetapi masih fluktuatif.


Pada tanggal 17 Februari lalu, Jatim mencatat rekor tertinggi yakni penambahan 8.977 kasus. Angka kasus harian ini mengalami penurunan sebanyak 60% pada tanggal 21 Februari yakni 3.621 kasus. Namun, pada tanggal 22 Februari  kasus harian naik lagi menjadi 7.569 kasus. 

Atas fluktuasi  kasus yang terjadi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa  mengajak masyarakat tetap waspada dan disiplin protokol kesehatan serta percepat vaksinasi.  Pemerintah terus berusaha menekan laju penambahan kasus serta menyiapkan layanan kesehatan berbasis rumah sakit, rumah sakit darurat covid - 19  maupun isolasi terpusat.

"Alhamdulillah, kini kasus  covid-19  di Jatim sudah mulai turun secara bertahap tetapi masih fluktuatif. Sehingga semua pihak harus tetap  waspada disertai percepatan vaksinasi dan disiplin protkes. Semoga covid-19 di Jatim akan selalu terkendali. Terima kasih warga Jatim yang selalu mendukung upaya pemerintah untuk dapat mengendalikan covid-19," ungkap Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu  (23/2).

Tidak hanya itu, Khofifah juga terus mengajak masyarakat untuk melakukan percepatan vaksinasi. Karena menurutnya vaksinasi merupakan perisai yang mampu melindungi diri kita dari transmisi virus.

"Ajaklah kerabat/keluarga/sanak saudara/lingkungan sekitar untuk melakukan  percepatan vaksinasi. Utamanya yang belum sama sekali mendapatkan dosis vaksinnya. Jika memang sudah vaksin dosis 1 dan 2, ajaklah untuk segera melakukan vaksinasi dosis 3," pintanya.

Selain vaksin, perisai utama yang juga menjadi penghadang transmisi covid-19 adalah penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. 

"Jangan lupa menggunakan masker yang benar  dan jaga jarak. 5 M harus diperketat pelaksanaannya. Ingat covid-19 masih bertransmisi," ujar Khofifah.

Kini meski masih terdapat penambahan kasus, lanjut Khofifah, keadaan Covid-19 di Jatim cukup terkendali. Masih dalam data yang sama, rerata tambahan Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim yakni 32,64% / minggu. Dimana BOR Isolasi di RS menunjukan angka 40%, untuk BOR ICU RS mencapai 34%, BOR Isolasi Terpusat (Isoter) mencapai 23% dan BOR RS Darurat Covid-19 mencapai 17%. Dimana standar WHO adalah dibawah 60%. 

Meskipun demikian, Khofifah terus mengingatkan bahwa dengan angka positivity rate yang masih cukup tinggi yakni 15,81%. Kasus masih dimungkinkan untuk naik kembali. Tampak pada tanggal 22 Februari 2022 kasus harian Covid-19 mencapai 7.568 kasus setelah sempat turun pada tanggal 21 yakni  3.621 kasus.

Foto: dok humas

Khofifah mengimbau 4 pilar yang ada di desa/ kelurahan , yakni Babinsa, Babinkamtibmas, Bidan Desa, dan Kepala Desa / lurah  untuk melakukan proses tracing dan testing  secara optimal. Pasalnya, dalam data tercatat bahwa kapasitas testing masih terbatas.

"Saya mohon standar WHO yakni 1:15 untuk pelaksanaan  tracing dan testing kontak erat harus dijadikan pedoman dan dilaksanakan berdasarkan standar," ucapnya.

Selain itu, Mantan Menteri Sosial RI ini juga turut mengajak beberapa wilayah di Jatim yang prosentase vaksinasi dosis 2  baik umum maupun lansia serta dosis 3 (booster) dan vaksinasi anak yang masih rendah untuk melakukan percepatan. Hal ini sangat penting mengingat 92% kasus kematian di Jatim akhir akhir ini adalah kasus komorbid , lansia dan lebih dari separuh belum tervaksinasi penuh. 

"Data per 22 Februari saat ini, dari kasus yang tekonfirmasi 94.92% pasien yang dirawat rerata bergejala ringan dan pasien tidak memiliki gejala (OTG), 5% bergejala sedang dan tercatat  0.8% bergejala berat. Ini membuktikan bahwa disinilah vaksinasi dan prokes ketat mampu menekan munculnya gejala berat akibat COVID-19 ," kata Khofifah.

Pada kesempatan yang sama, Khofifah memaparkan, berdasarkan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 12 Tahun 2022 tentang PPKM Berlevel di Jawa-Bali menyebutkan bahwa ada 15 Kab/Kot di Jatim yang  masuk dalam Kategori PPKM Level 2,  sementara 22 Kab/Kot masuk dalam Kategori PPKM Level 3 dan 1 Kota masuk dalam kategori PPKM Level 4. 

Lebih detilnya, Kab/Kot kategori PPKM level 2 (dua) yaitu Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Jember. 

Sedangkan untuk Kab/Kot level 3 (tiga) yaitu Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Lumajang, Kota Surabaya, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Kediri, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Sampang,Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Lamongan, Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan. Dan untuk yang level 4 (empat) yakni Kota Madiun.

Terkait kondisi PPKM berlevel tersebut, Khofifah meminta bupati/walikota bersama Forkopimda dan seluruh elemen strategis untuk memperkuat testing, treatment, dan tracing (3T), serta memperketat pelaksanaan Protokol kesehatan dan vaksinasi. 

"Mohon pengetatan protokol kesehatan dan vaksinasi terus dikawal dengan baik. Mari kita sama sama menjaga transmisi yang terjadi agar kasus covid-19 tetap terkendali," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news