Perhatian Dari Pemuda Hati, Derita Yatim Piatu yang Menderita Gizi Buruk di Probolinggo Butuh Uluran Tangan 

Saudi Hasyim bersama para pemuda hati saat menjenguk bocah yang lumpuh. /RMOLJatim
Saudi Hasyim bersama para pemuda hati saat menjenguk bocah yang lumpuh. /RMOLJatim

Rifka Dina Aulia, anak yatim piatu yang berusia 7 tahun, di Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, mendapat perhatian dari berbagai golongan


Bocah yang mengalami lumpuh dan gizi buruk itu, hanya bisa berbaring di atas tempat tidurnya.

Dia, saat ini dia hanya tinggal bersama neneknya Suto Sari (69) di rumah semi permanen.

"Ini ada sebagian rejeki untuk anak ini, semoga bermanfaat dan ini berkat kesabaran sampean semua," jelas Saiful Islam, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, saat di lokasi pemberian bantuan, Senin (28/2).

Menurutnya, kalau bantuan yang diberikan itu dari berbagai donatur. Sehingga, terkumpul dan langsung disalurkan.

"Namun kepedulian yang terpenting untuk membantu sesama manusia yang membutuhkan," ujarnya.

Perlu diketahui, Rifka Dina Aulia berusia 7 tahun, warga Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, mengalami gizi buruk dan lumpuh.

Setiap harinya, bocah yatim piatu tersebut, setiap hari hari hanya terbujur di tempat tidurnya. Bocah yang tinggal di rumah semi permanen, hidup bersama neneknya, Suto Sari (69).

Saat ini, bocah tersebut butuh uluran tangan. Sebab, dia tidak bisa jalan seperti bocah pada umumnya.

"Sudah sejak lahir sudah tidak normal kondisinya, lahirnya prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram saat lahir dulu," jelas pamannya.

Dia juga menceritakan, sejak usia 8 bulan, Dina sudah menjadi yatim setelah ibunya, Babur Rahma (30) meninggal dunia. Namun, selang dua bulan, ayahnya Hasan (32), juga meninggal dunia. Sehingga, Dina, menjadi yatim-piatu dengan kondisi fisik lumpuh.

"Bapak kandungnya, Hasan, warga Desa Betek Taman, Kecamatan Gading, juga sudah meninggal dunia. Dia meninggal dunia  belum genap setahun," ungkapnya.

Semenjak itulah, lanjutnya, kondisi Dina memprihatinkan. Disamping tak mempunyai kedua orang tua, kondisi fisik dan ekonomi yang serba kekurangan.