Dari Bumi Bung Karno, Gubernur Khofifah Sentil Jiwa Nasionalisme Produsen dan Distributor Minyak Goreng

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan minyak goring/RMOLjatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan minyak goring/RMOLjatim

Kelangkaan minyak goreng terjadi dimana-mana dan dirasakan hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Kelangkaan minyak goreng di berbagai tempat itu membuat Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa keliling ke berbagai daerah melakukan operasi minyak goreng bersama bupati/walikota sambil cek stock di pasar tradisional maupun retail modern.


Gubernur Khofifah dalam sambutan saat operasi minyak goreng di Kota Blitar  dan Kediri sempat menyentil para  produsen dan distributor minyak goreng agar tidak menahan pasokan dan segera didistribusikan.

Apalagi, menurut Khofifah, pada dasarnya stok minyak goreng di Jawa Timur cukup. Hal ini karena kebutuhan minyak goreng di Jatim per bulannya sebanyak 59 ribu ton. Sementara angka produksi migor khusus untuk pasar Jatim mencapai angka 63 ribu ton. Seharusnya masih ada surplus 4 ribu ton per bulan.

Khofifah sudah kordinasi dengan Menteri Perdagangan, Dirjen perdagangan dalam negeri juga hampir seminggu di Jawa Timur untuk mencari solusi efektif atas kelangkaan migor yang sudah melampaui satu bulan.

“Dari Bumi Bung Karno ini, saya panggil jiwa nasionalisme kepada seluruh pelaku industri minyak goreng. Kalau kita cinta  Merah Putih, cinta  NKRI, tolong  segera distribusikan stock  minyak goreng ke masyarakat. Jangan ada yang  ditahan pasokannya,” ajak Khofifah usai meninjau pelaksanaan Operasi Pasar Minyak Goreng Murah di UPT Bapenda Jatim di Kota Blitar, Minggu (27/2).

Khofifah menjelaskan dirinya bersama Forkopimda Jatim yakni Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya telah berkeliling ke pabrik produsen  minyak goreng. Dari kunjungan tersebut, pihak produsen atau pabrik minyak goreng mengaku produksinya tidak mengalami perubahan. Namun, kelangkaan minyak goreng tetap terjadi di pasar.

“Kalau produksinya tidak berubah, tidak berkurang, kenapa barangnya menjadi langka.  Mari kita panggil jiwa nasionalisme  dengan membantu masyarakat agar minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)  mudah didapat,” katanya dikutip Kantor Berita RMOL Jatim.

Menurut Ketua IKA Universitas Airlangga tersebut, saat-saat inilah sebetulnya tarikan nafas nasionalisme dan kecintaan terhadap Indonesia terpanggil. Yakni dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Mari kita membuka sensitifitas  karena banyak pedagang gorengan yang berhenti berjualan karena minyak goreng mahal dan langka,” imbuhnya.

“Saya mohon kepada pelaku usaha yang terkait rantai pasok minyak goreng  agar segera menyalurkan minyak goreng lebih cepat. Jangan  ditunda atau malah ditahan. Kasihan masyarakat umum yang betul-betul membutuhkan. Tolong, sekali lagi  tunjukkan jiwa nasionalisme,” ujarnya.

Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Pemkab dan Pemkot  terus menggencarkan operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng di seluruh Jawa Timur. Operasi pasar tersebut ditujukan untuk masyarakat umum atau konsumen akhir yang saat ini kesulitan memperoleh minyak goreng karena langka.

Pada kesempatan yang sama, Khofifah juga menyampaikan ucapan terima kasih dan menyambut baik Bupati/Walikota se-Jatim yang mengadakan operasi pasar minyak goreng di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut dapat membantu masyarakat mengatasi kelangkaan minyak goreng.

“Kami harap dengan adanya operasi pasar ini bisa membantu  dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng meski berjangka pendek. Kita perlu melakukan lebih sistemik berjangka panjang,” tegas mantan Mensos RI itu.

Setelah melakukan operasi pasar di Kota Blitar, Gubernur Khofifah meninjau operasi pasar minyak goreng di Halaman Kantor Samsat Pare, Kabupaten Kediri. Dalam operasi minyak goreng yang digelar Pemprov Jawa Timur di Kota Blitar dan Kabupaten Kediri, sebanyak 8.000 liter minyak goreng digelontorkan bagi masyarakat umum di kedua daerah tersebut. Pembelian dengan menggunakan sistem kupon, dimana masyarakat diwajibkan menunjukan KTP dalam setiap pembelian.

Setiap satu orang hanya boleh membawa pulang sebanyak dua liter dengan harga Rp25.000. Operasi pasar di Kota Blitar dilaksanakan di UPT Bapenda Provinsi Jawa Timur, sedangkan operasi pasar di Kabupaten Kediri digelar di Kantor Samsat Pare, Kabupaten Kediri.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur bersama Bupati Bangkalan   bertempat di halaman  Bapenda Bangkalan pada Senen (28/2). Harapannya sama, masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan min6ak gorengnya meski dalam jangka pendek.


ikuti update rmoljatim di google news