Unik, SMK IBU Pakusari Usung Konsep Sekolah Terapung

Kegiatan belajar di ruang kelas terapung/RMOLJatim
Kegiatan belajar di ruang kelas terapung/RMOLJatim

Sekolah Menengah Kejuruan Islam Bustanul Ulum ( SMK IBU) Pakusari  Kabupaten Jember adalah sekolah unik, memiliki 18 ruangan kelas terapung.  Ruangan kelas tersebut, berbentuk gazebo, tanpa dinding, dengan beralaskan keramik. 


Pantauan di lokasi, tampak para siswa sedang belajar. Masing-masing kelas didampingi pengajar, yang berada diatas kolam ikan. Para siswa tampak tertib, serasa belajar sambil berwisata.

Diketahui SMK IBU berada di lokasi Pondok Pesantren IBU juga berdampingan dengan MI dan SMP IBU. Pondok Pesantren IBU yang diasuh KH Muhammad Hafidzi Kholis memiliki santri/siswa sekitar 6. 000 orang. Sekitar 2.000 Santri atau siswa diantaranya adalah siswa SMK IBU.

"SMK IBU memiliki 63 ruang kelas berupa bangunan gedung dan 18 ruangan kelas terapung, berupa kelas terbuka tanpa tertutup dinding," kata Kepala Sekolah SMK IBU, Muhammad Muslim dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (18/3).

Menurut dia, bangunan ruang kelas, berupa tiang dan atap genting, tanpa dinding, dengan konsep kelas alam.  

Konsep ini bertujuan supaya anak tidak jenuh belajar. Sebab setiap hari siswa disuguhi pemandangan asri dengan melihat kolam yang terisi air dan ikan. Setiap saat siswa bebas datang atau belajar  ke tempat tersebut, belajar sambil pemandangan sebelum masuk kelas atau saat istirahat. 

"Ketika melihat siswa mulai jenuh belajar,  guru bisa membawanya ke kelas alam atau terapung," katanya.

Dia menjelaskan, tempat tersebut didukung dengan kolam cukup luas. Tentu saja digunakan untuk memelihara ikan. Pada  saat musim hujan, tempat tersebut di jadikan kolam ikan, karena air melimpah. Namun saat musim kemarau, lahan itu berubah menjadi taman hijau. 

Dengan suasana seperti itu, siswa menjadi betah belajar di sekolah. Karena ada pemandangan asri dan sejuk, membuat suasana belajar serasa sambil berwisata.

"Anak-anak berada di tempat tersebut, belajar sambil refreshing," jelas muslim.

Dia juga menjelaskan, bahwa ruang kelas terapung ini, bisa menampung sekitar 800 siswa, kerena bisa ditempati  18 rombongan belajar. 

Inovasi tempat pembenaran ini, dengan konsep  kelas terapung untuk mendisiplinkan kembali siswa/siswi kelas 11 yang baru menyelesaikan PKL. Tempat tersebut, digunakan untuk  isolasi bagi siswa kelas 11, untuk terapi kejenuhan bagi siswa. Sebab siswa yang baru menyelesaikan PKL, memiliki dampak bagi sekolah, terutama kedisiplinan dan kebiasaan baru, saat berada di luar sekolah. 

Khusus kelas 11 untuk sementara waktu tidak dibaurkan dengan siswa kelas 10 dan kelas 12, sebelum mendapatkan orientasi di sekolah yang mewajibkan membaca Alquran, surat Yasin bersama-sama, sebelum masuk ruang kelas.

Tempat tersebut dipisahkan dengan ruangan kelas pada umumnya, dengan pagar tembok  tinggi, hanya ada 2 akses untuk bisa masuk ke ruangan tersebut, yakni gerbang utama dan jalan menuju garasi Bus PP IBU, yabg digunakan antar jemput siswa.

"Siswa-siswi yang sudah  PKL, ditempa kembali untuk bisa mentaati tertib dan kedisiplinan. Merefresh otak mereka supaya tidak jenuh, baru selanjutnya dibaurkan kembali dengan siswa lainnya," katanya.

"Kelas terapung saat ini kemudian menjadi salah satu model pembelajaran di sekolah kami," urai Muslim.

Sementara salah seorang Siswi SMK IBU Kelas 12 Pemasaran, Ketin Arina Febriyanti mengaku senang berada di kelas terapung. Sebab, ruang kelasnya terbuka karena tanpa dinding. Sehingga saat belajar, terasa sejuk meski siang hari, karena ada terpaan angin sepoi-sepoi, ke dalam rumah kelas. Terlebih di kanan kiri ada kolam.

"Saya senang belajar di tempat itu, belajar sambil memanda air dan ikan," katanya sambil tersenyum.

"Selain itu juga bisa melihat teman-temannya di kelas lain, belajar lebih semangat dan enjoy," sambungnya.

Ketin mengaku pernah menempati ruangan tersebut saat masih di kelas 11. Sayangnya tidak berlangsung lama, sekitar 4 bulan masuk, kemudian belajar secara daring karena  ada kebijakan pemerintah PPKM  darurat Jawa Bali penanganan Covid-19. 

"Saat ini saya sudah kelas 12, tidak menempati kelas terapung lagi. Namun saat istirahat masih sering main-main ketempat untuk refreshing," katanya.