Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan terus mengupayakan pencegahan dan percepatan penanganan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi agar tidak menyebar lebih luas.
- Mendekati Lebaran, Penjualan Busana Muslimah di Lamongan Mengalami Peningkatan
- Menyambut Pilkada, DPC PAPDESI Lamongan Dorong Khusnul Yakin Nyalon Kepala Daerah
- Gempa Tektonik Tuban Terasa di Lamongan, Warga Berhamburan Keluar Rumah
Demikian disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat menerima kunjungan tim FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) Unair di Guest House rumah dinasnya, Sabtu (14/5)
Kepada mereka, Bupati yang akrab disapa Pak Yes mengatakan bahwa Pemkab Lamongan telah melakukan percepatan penanganan hingga lokalisir ternak sapi.
Selain terus melakukan penanganan berupa pemberian antibiotik, vitamin, dan desinfektan, lokalisir sapi berupa penutupan 2 pasar besar hewan hingga koordinasi dengan Polres Lamongan untuk mengontrol keluar masuk sapi dengan baik, telah dan terus dilakukan.
Hal tersebut terbukti efektif mempercepat penanganan dan mencegah penyebaran virus PMK di Lamongan.
Sebagaimana diketahui berdasarkan data dari Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan, wilayah penularan PMK di Kabupaten Lamongan berada di 22 desa di 8 kecamatan, dengan jumlah populasi ternak terjangkit sejumlah 149 ternak, dimana 72 diantaranya sudah pulih dan 5 ternak mati.
"Per tanggal 13 sesuai laporan, ada sekitar 149 sapi yang terjangkit, meski ada 5 yang mati, namun berita baiknya ada 72 sapi yang sudah sembuh. Kita terus melakukan tindakan-tindakan oleh Dinas Peternakan Lamongan dengan pengobatan 3 suntikan dan membersihkan kukunya dengan formalin (disinfektan pembunuh hama)," ujar Pak Yes dikutip Kantor Berita RMOL Jatim.
Pak Yes menambahkan, penyebarannya di Kabupaten Lamongan relatif terkendali. Sapi-sapi yang sebelumnya mengalami pengurangan nafsu makan dan tidak bisa berdiri, saat ini sudah mulai membaik.
"Alhamdulillah menurut laporan tim satgas penanganan yang ada di Tikung, sapi yang mendapatkan suntikan dan perawatan nafsu makannya meningkat dan sudah bisa berdiri," ujarnya.
"Artinya PMK ini bisa diobati. Penularannya juga tidak begitu cepat di Lamongan, yang mana kita ketahui di awal PMK masuk ada sekitar 100 lebih sedikit yang sakit, dan sekarang penambahannya 149 sapi dari populasi 357 ternak di wilayah penularan," lanjutnya.
Pak Yes menyambut baik kedatangan FKH Unair untuk membantu mencegah penyebaran virus PMK di Lamongan.
"Terimakasih atas niat baik dari FKH Unair untuk membantu menangani kasus PMK di lapangan. Kita akan tetap berkoordinasi dengan baik sehingga penanganan ini bisa seragam dan serentak baik yang dilakukan di Lamongan maupun yang di tempat lain," pungkasnya.
Sementara pimpinan tim FKH Unair Profesor Fedik Abdul Rahman mengatakan bahwa kedatangannya beserta rombongan yang terdiri dari dosen, mahasiswa, hingga alumni FKH Unair ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi dan contoh penanganan kasus PMK di Lapangan.
"Rencana kami nanti dari mahasiswa ini kita serentak menyebar ke kecamatan-kecamatan yang terjangkit PMK sesuai data. Harapan kami kasus ini secepat mungkin dieliminated, jangan sampai menyebar ke kambing dan domba. Ini lah yang kita cegah," ungkapnya.
- May Day 2024 di Jatim, Pj Gubernur Adhy Potong Tumpeng dan Komitmen Tindaklanjuti Tuntutan Buruh
- Ini Alasan Golkar Kota Madiun Tak Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota
- 2 Pejabat Pemkab Jember Resmi Dilaporkan ke Bareskrim Polri dan KPK