Bupati Yuhronur Komitmen Menuju Zero Stunting di Lamongan

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat launching zero stunting/RMOLJatim
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat launching zero stunting/RMOLJatim

Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, melainkan juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.


Hal tersebut bisa dicegah melalui upaya secara holistik, integratif dan berkualitas melalui sinergi koordinasi dan kerjasama semua sektor baik kesehatan maupun non kesehatan.

Demikian ditegaskan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pada acara Launching Lamongan Menuju Zero Stunting di Aula Pertemuan Gajah Mada Lt 7 Pemkab Lamongan, Selasa (31/5).

Dari hasil survei SSGBI (Status Gizi Balita Indonesia) menunjukkan prevelensi stunting di Kabupaten Lamongan pada 2021 di angka 20,5 persen dan ditargetkan pencapaian kasus stunting turun di bawah 14 persen pada 2024.

Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya terus dikebut Pemkab Lamongan sebagai bentuk keteguhan dalam komitmennya menurunkan stunting hingga tercapai zero stunting di Lamongan.

“Ini merupakan sebuah momen penting untuk meneguhkan komitmen kita bersama untuk menurunkan stunting bahkan menuju zero stunting. Inilah wujud dari sebuah kolaborasi penanganan stunting yang tidak bisa ditangani satu sektor atau dinas saja tapi dilakukan bersama sama secara kolaboratif,” ujar Yuhronur dikutip Kantor Berita RMOLjatim.

Sebagai implementasi dalam percepatan penurunan stunting tersebut, lanjut Bupati Yuhronur, Pemkab Lamongan melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 1.038 tim dengan jumlah anggota sebanyak 3.108 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK dan kader KB.

Mereka siap melakukan pendampingan kepada calon pengantin (catin), ibu hamil dan ibu yang memiliki anak baduta (usia 0-23 bulan) agar percepatan penurunan stunting berjalan efektif dan tepat sasaran.

“Yang lebih penting dari ibu-ibu penggerak TPK lebih peka lagi khususnya ketika ada catin, juga ibu-ibu hamil, termasuk anak-anak yang baru lahir. Karena kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” imbuhnya.

Senada disampaikan Wakil Bupati Abdul Rouf selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Lamongan.

Rouf mengatakan, dengan adanya pendampingan kepada calon pengantin akan diketahui kondisi kesehatan calon pengantin, diharapkan calon pengantin siap untuk melaksanakan pernikahan, sehingga ketika hamil akan melahirkan anak yang sehat dan tidak terkena stunting.

Untuk itu, Rouf mengajak para calon pengantin mendaftarkan diri ke KUA 3 bulan sebelum nikah, mengunduh aplikasi di ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).

“Didalam aplikasi ELSIMIL akan di ketahui kondisi calon pengantin, seperti usia, tinggi dan berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA), anemia atau kadar HB dalam darah,” ucap Rouf.

Dengan adanya pendampingan kepada calon pengantin akan di ketahui kondisi kesehatan calon pengantin, diharapkan calon pengantin siap untuk melaksanakan pernikahan, sehingga ketika hamil akan melahirkan anak yang sehat dan tidak terkena stunting. 

Dalam kegiatan yang diikuti Kader TPK itu juga dilakukan pengukuhan bunda genre tingkat kecamatan sebagai duta penurunan stunting oleh Ketua Genre Kabupaten Anis Kartika, serta penandatanganan komitmen bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), tokoh agama, tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya dalam upaya penurunan stunting di Lamongan.