Pahlawan Nasional Putra Asli Kediri Prof Dr Moestopo adalah Sosok Tauladan

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Mengenang perjuangan dan sekaligus memperingati haul sang pahlawan, "Moestopo Bersholawat" kembali digelar. Sebagai catatan Mayjen TNI Prof. Dr. Moestopo lahir pada 13 Juni 1913 di Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.


Perhelatan yang merupakan ketiga kalinya ini berlangsung di Lapangan Desa Kayen Kidul, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, pada Sabtu malam, (18/6).

Meski sempat tertunda akibat hujan, hal itu tidak mengurangi antusias dan kekhidmatan sekitar 5000 peserta yang datang mengikuti lantunan sholawat bersama majelis ta'lim dzikir dan sholawat Januudul Musthofa. 

"Kita mendoakan almarhum agar mendapat tempat yang terbaik. Beliau adalah pemimpin yang luar biasa. Kita sebagai generasi penerus harus meneladani dan mengamalkan nilai-nilai kepahlawanan Moestopo.   Terimakasih kepada pemerintah kabupaten dan Kodim 0809 Kediri untuk peringatan haul melalui sholawat ini, " kata Ketua Pengurus Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo Jakarta DR. Hartono Laras, Msi, Sabtu (18/6) 

Turut hadir dalam kegiatan ini keluarga besar almarhum Mayjen TNI (Purn) Prof. Dr. Moestopo, Kepala Staf Kodim 0809 Kediri Mayor Arhanud Dian Kristianto, S A.p, perwakilan pemkab Kediri, serta jajaran pengurus Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo, jajaran rektorat Universitas Prof. Dr. Moestopo serta sejumlah tokoh agama seperti Kyai Ahmad Najmudin, Habib Ali Bin Hasan Baharun dan Kyai M Nasih Basthomi. 

Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta Prof. DR H. Paiman Raharjo, Msi, MM menuturkan, sholawat dalam rangka haul Mayjen TNI Prof. Dr. Moestopo biasanya dilangsungkan secara rutin namun karena dua tahun terakhir pandemi, baru kali bisa terselenggara kembali.

"Kami harapkan sholawat akbar di samping  mendoakan Moestopo juga silaturahmi ke kaum muslimin, untuk berdoa kepada Allah agar di masa pandemi ini umat muslim  khususnya selalu dalam lindungan dan keberkahan Allah," tukas Prof. DR. H. Paiman Raharjo. 

Ia menambahkan, dengan mengusung tema silahturahmi memperkuat persatuan dan kesatuan umat, diharapkan perhelatan Sholawat Moestopo ketiga ini turut membangun persatuan dan kesatuan umat, terutama untuk menangkal isu radikalisme. 

"Dengan kita bersama-sama bermunajat bersholawat kepada Allah, kita selalu mendekatkan diri kepada Allah maka isu-isu ataupun paham-paham radikal yang merapuhkan persatuan, kesatuan bangsa bisa kita hindarkan, " tutur Prof. Dr. H. Paiman Raharjo. 

Di sisi lain, dengan mengenang perjuangan Prof Dr Moestopo serta dan sang istri RA Soepartien Moestopo anak-anak muda Kabupaten Kediri bisa meneladani ajaran sang pahlawan dengan terus belajar giat namun tetap memegang teguh iman dan takwa kepada Tuhan yang maha esa. 

"Di samping menuntut ilmu secara formal harus diimbangi yaitu dengan iman dan takwa. Karena iman ini menjadi salah satu pokok ajaran dari Moestopo, bahwa kita harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Generasi muda dengan keimanan yang kuat, dengan berlandaskan kepada ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tentunya akan kokoh, walaupun kita dalam kehidupan era globalisasi yang sangat tinggi, teknologi yang sangat maju, tetapi dengan dibekali iman dan takwa insyaallah segala rintangan tantangan era globalisasi yang bisa mempengaruhi pola pikir manusia itu kita bisa bentengi, " tambah Prof. Dr. H. Paiman Raharjo.