ICW Rajin Kritik Harun Masiku di Era Firli Bahuri, Pengamat: Ada Buron Paulus Tannos kok Diam Saja 

Pengamat politik kebangsaan yang juga aktivis ProDEM Tapalkuda, Danu Budiyono/ist
Pengamat politik kebangsaan yang juga aktivis ProDEM Tapalkuda, Danu Budiyono/ist

Sikap Indonesia Corruption Watch (ICW) yang cenderung menyudutkan pribadi ketua KPK Firli Bahuri terkait buronan KPK Harun Masiku yang belum tertangkap, disayangkan sejumlah kalangan. 


Pengamat politik kebangsaan yang juga aktivis ProDEM Tapalkuda, Danu Budiyono, menilai kritikan ICW tersebut terlalu diskriminatif.

“Emang Harun Masiku saja buronan KPK yang belum tertangkap. Padahal ada yang lebih lama kok, bahkan lebih 1800 hari dan waktu itu ICW sangat mesra dengan KPK sebelum Firli Bahuri menjadi ketua KPK. Konsorsium eKTP Paulus Tannos belum tertangkap sampai sekarang masih DPO,” kata Danu pada Kantor Berita RMOLJatim. 

Paulus Tannos diketahui sebagai buronan konsorsium eKTP ketika ICW sangat mesra dengan KPK. Namun Danu mempertanyakan mengapa ICW hanya mengkritik KPK yang belum menangkap Harun Masiku dan bukan mengkritik Paulus Thanos yang hingga kini juga belum tertangkap.

“Paulus Tannos ini juga buronan KPK sejak jaman ICW sedang mesranya dengan KPK dan sampai sekarang belum ditemukan. Tapi ICW diam saja, selama ini seperti tutup mulut, tidak menyuarakan Paulus Tannos," kata pria yang juga pengusaha Apindo Banyuwangi ini. 

Selain itu, lanjut Danu, ada tiga buronan lain yang belum berhasil ditangkap. Mereka adalah Surya Darmadi yang buron sejak 2019, Izil Azhar buron sejak 2018, dan Kirana Kotama yang buron sejak 2017.

Danu menilai kritikan ICW terhadap Firli Bahuri bermuatan politis. Pasalnya banyak tokoh serta publik Indonesia yang menginginkan ketua KPK tersebut maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. 

"Bahkan terbaru Firli Bahuri masuk dua besar kandidat Capres dalam  poling RMOL Vote. Kalau itu dijadikan alasan untuk menyudutkan Firli Bahuri tentu sudah keluar dari jalur. Karena beliau sudah berstatmen akan fokus di KPK, bahkan meminta publik jangan menyeret nyeret namanya dalam pusaran Pilpres," ujar Danu.  

Sebelumnya, kritikan ICW disampaikan kepada KPK saat memperingati 900 hari Harun Masiku buronan. Saat itu Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi teatrikal di depang Gedung KPK pada Selasa (28/6/2022) sebagai bentuk protes terhadap KPK.

KPK sendiri hingga kini masih mengembangkan kasus mega korupsi eKTP. Pada Rabu (29/6) lalu, KPK kembali memanggil mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Paulus Tannos.