Komisi A Temukan Layanan Esek-Esek di Surabaya Masih Marak, Begini Modus Cari Pelanggan

PSK di eks lokalisasi Moroseneng/ist
PSK di eks lokalisasi Moroseneng/ist

Anggota DPRD Kota Surabaya, Imam Syafii menemukan adanya praktek prostitusi terselubung di dua eks lokalisasi di Surabaya. Kedua tempat tersebut yakni Moroseneng dan kawasan Putat Jaya.


Bahkan agar masyarakat mengetahui, Imam Syafii juga memposting temuannya tersebut di media sosial (medsos) yakni Facebook, sejak 3 hari yang lalu.

"Sebetulnya itu tidak sidak. Kalau sidak itu kan kita datang ke lokasi dan memperkenalkan diri. Saya lebih senang menyebutnya investigasi, mengecek adanya kabar itu tapi tidak sebagai anggota dewan dan tidak menunjukkan identitas saya. Saya ingin berbaur dengan masyarakat. Ternyata, saya temukan (praktek prostitusi)," kata Imam dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (7/7).

Imam Safii menambahkan untuk investigasi di eks lokalisasi Moroseneng Surabaya, Imam Syafii menemukan adanya 10 wisma yang aktif beropersional melakukan praktek prostitusi terselubung.

"Sebelumnya saya ke moroseneng dulu yang di daerah Benowo, waktu itu saya temukan ternyata ada 10 wisma yang dari luar kelihatan tutup karena digembok. Ternyata di dalamnya ada kehidupan malam. Ada cewek-cewek yang duduk di showroom misalnya, sebanyak 5 sampai 6 rata-rata wisma begitu," ungkapnya.

Dia menceritakan jika di Moroseneng bermoduskan makelar yang berada di luar wisma untuk menawarkan calon pelanggan yang lewat di salah satu gang di Moroseneng.

"Modusnya mereka itu diluar ada makelar-makelar, yang nawarkan kalau ada orang lewat disitu baik jalan kaki atau naik motor. Dari situ kemudian saya penasaran juga, saya diantar masuk saya lihat disitu ternyata memang ada aktivitas prostitusi disitu. Nah lalu di moroseneng itu misal tarif 200 ribu. Disitu ada kamar-kamar juga, pokoknya kaya moroseneng jaman dulu," terangnya.

Mirisnya lagi, praktek prostitusi terselubung tersebut dilakukan tak jauh dari Posko Satpol PP dan juga bersebelahan dengan rumah padat karya setempat.

"Rumah padat karya kan dibangun itu untuk memberi pekerjaan pada warga sekitar. Rumah padat karya berupa cuci mobil dan motor itu di pinggir jalan besar di Sememi Jaya gang 2. Dibelakangnya termasuk di aset-aset pemkot yang itu bekas spa yang dibeli pemkot, kemudian sekarang jadi tempat taman baca, pembudidayaan anggrek seperti itu. Kemudian taman terbuka. Ya itu rumah-rumah di sekitar itu. Ini sesungguhnya sayang juga," jelas Imam.

Dia juga menjelaskan, praktek prostitusi terselubung juga dilakukan di sekitar Dolly-Jarak Surabaya. Bahkan saat prostitusi dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

"Terus yang di Dolly, kami datang. Rata-rata mereka mulai aktivitas setelah jam 9 malam. Saya juga mendengar, di kafe-kafe dolly ada beberapa yang dijadikan bisnis prostitusi terselubung. Tapi bedanya dengan Moroseneng, ini kan ceweknya ngga ada disitu. Disitu cuman ada perantara-perantara yang kalau ada orang lewat dekat situ kemudian dia ditunjukkan kalau butuh cewek, perantara ini buka handphone dan dia nunjukin stok foto cwek itu," paparnya.

"Kalau kita tertarik kemudian cewek itu dijemput dari kosnya. Kosnya sekitar Dolly situ. Terus kalau cocok kemudian dibawalah ke salah satu cafe. Kebetulan saya cuman datang ke salah satu cafe karena saya kan nggak perlu datangin semua. Mereka juga mainnya di cafe itu ada loteng gitu kafenya. Kalau dolly sekitar 300 ribu," pungkasnya.