Jurus Kungfu Shaolin Ala Sekdaprov

Surokim Abdussalam/net
Surokim Abdussalam/net

Adhi Karyono bisa mainkan jurus kungfu Shaolin untuk merangkul faksi-faksi tajam di Pemprov Jatim.

Jurus ini akan ampuh untuk bisa diterapkan di awal-awal menjabat Sekdaprov, guna menciptakan langkah-langkah yang indah, kondusif dan bisa merangkul kekuatan faksi-faksi yang ada menjadi harmoni. 

Jurus ini sangat dinamis, penuh antisipatif dan juga penuh kewaspadaan. Jurus ini juga berintikan semangat defensif bukan ofensif dan efektif menghindari kegaduhan. Semangat merangkul untuk berkolaborasi dengan semua stakeholder dan juga penthahelix di jatim.

Selamat untuk Adhi Karyono yang dilantik menjadi sekda definitif. Tugas yang sungguh tidak ringan, berat dan penuh tantangan. 

Beliau harus bisa memainkan peran sebagai dirigen birokrasi pemprov yamg handal dan ciamik. 

Bisa memainkan jurus-jurus kungfu Shaolin yang indah dan kuat  guna mendukung program Cetar Pemprov Jatim sesuai ekspektasi masyarakat.

Tantangan Sekda provinsi di tahun politik sungguh tidak mudah, kompleks dan juga rumit. 

Diperlukan kehati-hatian ekstra. Sebab bagaimanapun posisi sekda berada dalam wilayah irisan yang tipis antara sebagai birokrat politik dan birokrat profesional. Memadukan dua kepentingan itu sungguh tidak mudah, butuh skill seni tingkat tinggi dengan manajemen kepemimpinan politik tinggi. 

Konteks tahun politik juga menuntut dan membutuhkan kepiawaian dalam mengelola birokrasi, sehingga bandul politik bisa selaras dan fungsional untuk optimalisasi kinerja pemprov dan juga Gubernur Khofifah sebagai user.

Apalagi ekspektasi masyarakat kian tinggi saat ini terhadap posisi sekda sebagai dirigen birokrasi pemprov agar selalu sesuai dengan perubahan lingkungan. 

Tantangan disrupsi pada semua bidang khususnya bidang teknologi, regulasi dan juga lingkungan jelas butuh responsivitas dan adaptasi tinggi serta responsivitas dan kecepatan super. Itu tantangan yang penting untuk diberikan perhatian. Terlebih lagi konteks birokrasi lokal jatim yang khas dan unik selalu butuh harmoni dan stabilitas.

Tuntutan merespons perubahan super cepat dan kemampuan kepemimpinan publik untuk bisa menjaga harmoni, keselarasan, dan stabilitas, jelas bukan manajemen yang mudah. Perlu kerja keras dengan kemampuan multitasking tinggi serta pemahaman konteks lingkungan yang kuat.

Harmonisasi dengan legislatif juga tak kalah pentingnya. Harus ada kerja sama dan kolaborasi yang efektif dan lebih berorientasi pada progresivitas dengan inovasi policy sehingga daya manfaatnya tinggi untuk masyarakat jatim. 

Paling tidak jangan terjebak pada  komunikasi yang macet sehingga menjadi cikal bakal konflik. Harus ada komunikasi yang cair dan komunikatif dan lebih mementingkan semangat kolaboratif sebagai partner untuk saling menguatkan.

Manajemen birokrasi di era disrupsi dan pascapandemi memang butuh kemampuan antisipasi tinggi dan cermat serta kemampuan membaca kecenderungan ke depan  untuk memeroleh daya saing

Hal yang penting diingat adalah menciptakan harmonisasi untuk meminimalisasi potensi gaduh. Hal itu akan menentukan juga relasi dengan parlemen daripada Jatim sebagai partner penting.

Adanya faksi-faksi yang tajam di pemprov akan menjadi tantangan bagi Adhi Karyono.  Jika bisa dicairkan dengan semangat bergandengan dan menguatkan, tentu semua akan menjadi fungsional dan  maslahah untuk pemprov 

Disitulah jurus kungfu Shaolin bisa dimainkan indah, kuat,  dan harmoni.

Penulis adalah  peneliti senior SSC, Dekan FISIP Universitas Trunojoyo Madura