Potensi Devisa Sektor Wisata Tembus Rp 400 Triliun

Presiden Jokowi saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor/Net
Presiden Jokowi saat bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor/Net

Perolehan devisa Indonesia dari sektor Pariwisata sebelum pandemi Covid-19, mencapai Rp 197 triliun. Jika disandingkan, perolehan devisa Indonesia dari sektor pariwisata masih di bawah Thailand, Malaysia dan Singapura.


Demikian disampaikan Ketua Umum Relawan Jokowi (Rejo) HM Darmizal MS pada pertemuan terbatas relawan-relawan Jokowi dengan Presiden di Istana Bogor, Minggu (31/7).

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Tours dan Travel Agensi se Indonesia (ASITA) tersebut, secara khusus menyampaikan hal yang berbeda dari rekan sejawatnya kepada Presiden.

Darmizal menyoroti terkait potensi peningkatan penerimaan negara dari sektor pariwisata Indonesia, khususnya dari wisatawan mancanegara berkualitas yang masuk ke Indonesia.

“Jika sistem pengelolaan pariwisata Indonesia sedikit dibenahi, maka perolehan devisa pariwisata Indonesia dari Rp 197 triliun bisa meningkat menjadi Rp 400 triliun. Itu tahap awal (perolehan Rp 400 triliun). Bahkan nantinya, devisa pariwisata Indonesia sangat memungkinkan mengungguli Thailand," ucap Darmizal.

DIjelaskan Darmizal, data teranyar, devisa pariwisata Indonesia menurut statistik 2020, tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Singapura memperoleh devisa dari sektor pariwisata 278 Rp triliun. Malaysia Rp 282 triliun, dan Thailand Rp 930 triliun. Sementara Indonesia baru.

Darmizal menyebut bahwa ASITA telah memiliki  kajian bagaimana cara jitu meningkatkan devisa dari sektor Pariwisata tersebut, yang siap disampaikan kepada Presiden.

"Kami akan serahkan kajian ASITA itu kepada Bapak Presiden,” imbuhnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Usai pertemuan terbatas dengan Presiden, Darmizal menyebut kepada media bahwa ia bersama DPP ASITA diundang Presiden ke Istana dalam waktu dekat untuk menyampaikan hasil kajian tersebut.