Pemerintah tengah meningkatkan produksi dan hilirisasi tanaman sorgum dan mengembangkan tanaman pengganti gandum untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
- Puan Maharani Buka Kickoff Meeting P20, Gubernur Khofifah Sebut Jadi Momentum Dorong Percepatan Jatim Bangkit
- Surabaya Raih Penghargaan Kota Terbaik Kedua Nasional Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
- Punya 1993 Layanan di Satu Tempat, Mal Pelayanan Publik Surabaya Dinobatkan Paling Prima Se-Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, hingga bulan Juni tahun 2022 realisasi luas tanam sorgum sebanyak 4.355 hektare dan tersebar di 6 provinsi.
Dari luas lahan tersebut, diperkirakan produksi mencapai 15.243 ton atau dengan produktivitas 3,63 ton/hektare. Luasan tersebut akan dipersiapkan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Bapak Presiden Joko Widodo meminta agar dibuatkan roadmap sampai 2024. Presiden juga meminta Kabupaten Waingapu di Provinsi Nusa Tenggara Timur diprioritaskan,” kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/8).
Roadmap pengembangan sorgum hingga tahun 2024 menjabarkan sasaran luas tanam pada tahun 2023 seluas 30 ribu hektare yang tersebar di 17 provinsi dengan produksi 115.848 ton (asumsi provitas 4 ton/ha).
Sementara itu, sasaran luas tanam pada tahun 2024 seluas 40 ribu hektare yang tersebar di 17 provinsi dengan produksi sebesar 154.464 ton (asumsi provitas 4 ton/ha).
“Sorgum relatif masih terbatas. Oleh karena itu, arahan Bapak Presiden adalah pilot project ini harus diintegrasikan dengan peternakan sapi dan dari batang pohon sorgum yang bisa dijadikan sebagai bioetanol,” lanjut Ketua Umum Partai Golkar ini.
Lebih lanjut dikatakan Airlangga, Presiden Jokowi juga minta Kementan menyiapkan alsintan dan ternak sehingga ekosistem sorgum dapat terbentuk di Kabupaten Waingapu.
Terkait hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan mempersiapkan roadmap dan Kementerian BUMN beserta Kementerian ESDM menyiapkan pengembangan bioetanol.
“Selain itu, tentu kita harus mendorong kapasitas lahan yang diperluas, kontinuitas produk, dan juga mendapatkan offtaker seperti industri pakan ternak yang bahan bakunya 50% jagung dan 50% protein lain, salah satunya sorgum,” tutup Airlangga.
- HUT Ke-51 KORPRI, Gubernur Khofifah Minta ASN Perkuat Karakter Ber-AKHLAK dan Tingkatkan Inovasi Pelayanan
- Sepekan, Pemkot Surabaya Raih 4 Penghargaan Tingkat Jatim dan Nasional
- Pemkot Surabaya Pertahankan Opini WTP LKPD Sepuluh Kali Berturut-turut