Rasakan Langsung Program Gubernur Khofifah, Komisi D Naik Bus Trans Jatim Pekan Depan

ketua Komisi D DPRD Jatim dr Agung Mulyono/ist
ketua Komisi D DPRD Jatim dr Agung Mulyono/ist

Komisi D DPRD Jatim akan melakukan ujicoba di lapangan, dengan naik bus Trans Jatim pada Minggu depan. Hal ini dilakukan untuk merasakan langsung pelayanan yang diberikan manajemen kepada penumpangnya.


"Kita akan ujicoba langsung agar bisa merasakan apa yang akan dirasakan warganya," kata ketua Komisi D DPRD Jatim dr Agung Mulyono pada Jumat (19/8).

Menurut politisi senior Partai Demokrat itu, program bus Trans Jatim yang diluncurkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak layak mendapatkaan apresiasi.

Bus yang melintas di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo itu dinilai akan membantu mengurangi kemacetan dan meringankan beban masyarakat, terutama bagi para pekerja dari Sidoarjo dan Gresik.

"Ini adalah langkah kongkrit dari Pemprov Jatim untuk mengurangi kemacetan dan menekan angka kecelakaan. Kami mengapresiasi program gubernur Khofifah dan Wagub Emil yang sangat membantu masyarakat di wilayah Gerbangkertasusila," katanya pada Jumat (19/8).

Karena itu, dia meminta agar manajemen bertindak profesional dalam mengoperasikan bus Trans Jatim. Hal itu harus dikedepankan, untuk meminimalisir keluhan masyarakat yang menggunakan angkutan massal tersebut.

"Kami mendorong agar betul-betul disiapkan manajemennya agar nihil komplain," tambah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) itu.

Dikatakan legislator Fraksi Demokrat DPRD Jatim itu, sosialisasi terhadap program bus Trans Jatim harus gencar agar masyarakat tertarik menggunakan angkutan massal itu. Sehingga, manfaat keberadaan Bus Trans Jatim bisa benar-benar dirasakan.

"Perlu sosialisasi yang gencar agar masyarakat tahu cara penggunaanya. Juga sosialisasi benefidnya bagi warga," katanya.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) itu mengatakan, pihaknya akan   mengevaluasi bus Trans Jatim secara berkala agar pelayanan program tersebut ditingkatkan. Tujuan dari evaluasi itu ada tiga yakni adanya pelayanan prima, penumpang puas dan agar tidak ada komplain serta masalah. 

Menurut dia, manajemen harus menjaga pelayanan tetap prima agar penumpang bus puas.

"Perlu monitoring evaluasi triwulan, sehingga tahu kekurangan apa saja yg mesti di benahi," jelas anggota DPRD Jatim dari Dapil Banyuwangi-Situbondo-Bondowoso itu.

Sekadar diketahui, koridor I Bus Trans Jatim akan melayani tiga kota yang dimulai dari Terminal Porong Sidoarjo melewati Jalan Raya Porong lama, Jalan Raya Tanggulangin, Candi, Jalan Diponegoro, Jalan Pahlawan kemudian masuk jalan tol. Begitu juga arah baliknya melewati jalan yang sama.

Selanjutnya bus menuju ke Surabaya untuk transit di Terminal Purabaya, bus kembali melanjutkan ke Gresik dengan melewati jalan tol. Bus akan mengambil penumpang di 14 halte. Delapan halte milik Pemkab Sidoarjo dan 6 halte milik Pemprov Jatim.

Jarak tempuh dari Terminal Porong ke Terminal Purabaya dilanjutkan ke Gresik sekitar 72 kilometer memakan waktu antara 2,5 sampai 3 jam. 

Untuk penumpang khusus pelajar dan santri tarifnya Rp 2.500. Sementara penumpang umum ditarik Rp 5 ribu. Untuk sementara gratis selama Seminggu pasca peluncuran.

Bendahara DPD Demokrat Jatim itu menegaskan, kebijakan untuk meluncurkan bus Trans Jatim di Sidoarjo-Surabaya-Gresik dinilai sangat sesuai dengan kondisi di tiga wilayah itu yang saling terkait.

Dimana banyak pekerja dari Surabaya yang rumahnya di wilayah Sidoarjo dan Gresik akan sangat terbantu. Disamping itu, ketiga daerah itu sudah mempunyai terminal milik provinsi Larangan dan Bunder. 

"Sehingga aksesnya akan semaikin mudah karena fasilitas penunjang yang dimiliki Pemprov Jatim sudah ada seperti Termininal Larangan dan Bunder," tambahnya.

Sebagai catatan, anggaran yang digelontorkan oleh Pemprov Jatim untuk program ini mencapai Rp 27 miliar. Jumlah bus yang disediakan mencapai 22 unit. Dimana 20 bus akan beroperasi setiap hari dan 2 sebagai cadangan.