Ekonomi di Kabupaten Kediri diprediksi akan tetap stabil usai ditetapkannya kenaikan harga BBM oleh pemerintah pusat, pada 3 September lalu.
- Bupati Kediri Tanggapi Aspirasi RT/RW Soal Masalah LPG dan Pengelolaan Sampah
- Bupati Kediri Serahkan BKK Rp 51 Miliar untuk Pembangunan Desa
- Capai 90 Persen, Mas Dhito Targetkan PTSL Lengkap 2025
Faktor yang berpengaruh besar terhadap kestabilan ekonomi di Kabupaten Kediri ini adalah kebijakan penyaluran subsidi dan kuatnya UMKM yang dibangun oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.
Hal ini disampaikan oleh pengamat ekonomi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pawyatan Daha Kediri, Sri Utami Hanggondosari.
Menurutnya pondasi UMKM di Kabupaten Kediri cukup kuat sehingga perputaran ekonomi dalam sektor ini tetap terjaga yang kemudian akan berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Di Kabupaten Kediri ini tidak terlalu berdampak secara fluktuasi seperti di daerah lain. Karena perekonomian rakyat sudah cukup kuat melalui UMKM,” tutur Sri Utami, dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Jumat (16/9).
Kuatnya UMKM ini, kata Sri Utami, dapat dilihat dari bagaimana bupati itu terjun langsung mengawal kemajuan UMKM di wilayahnya. Kemudian terbentuknya sentra dan garasi UMKM yang telah dibangun oleh bupati, juga dinilai dapat memperkuat sektor UMKM.
Sehingga dengan penguatan tersebut, imbas dari kenaikan harga BBM ini tidak terlalu signifikan terhadap perekonomian di Kabupaten Kediri meski harga bahan pokok juga terkerek. Pihaknya juga menambahkan, kebijakan yang diambil oleh Bupati, dengan memberikan subsidi terhadap transportasi yang mengangkut bahan pokok serta BLT yang akan diberikan kepada 91 ribu penerima manfaat ini dirasa tepat sasaran.
“BLT ini lebih tepat sasaran. Efektif dan efisien karena langsung kepada masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
Tidak hanya Sri Utami, Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Kadiri, Bothy Dewandaru juga menyoroti kebijakan yang diambil oleh Mas Dhito. Menurutnya, bupati yang gemar bervespa ini sedang dihadapkan dengan tantangan kestabilan ekonomi. Meski demikian, Mas Dhito tetap dipercaya dapat menjaga kondisi ekonomi di Kabupaten Kediri.
Penilaian ini berkaca dari pandemi. Dimana UMKM yang menjadi penyokong utama perekonomian di wilayah tersebut tetap tumbuh pesat meski ditempa pandemi selama dua tahun belakangan.
“Setelah pandemi ini, Kondisi di Kabupaten Kediri sangat menarik, ya. Karena Mas Dhito banyak mengembangkan ekonomi daerah. Kemudian menghadapi (kenaikan) BBM ini. Kalau UMKM tetap bertahan, Mas Dhito tetap meningkatkan kinerja UMKMnya, kondisi kenaikan BBM ini tidak terlalu terasa,” ungkapnya.
Pihaknya berharap bantuan dan subsidi yang dikeluarkan dari pemerintah kabupaten ini bisa tepat sasaran. Sehingga efeknya dapat mengatrol daya beli masyarakat yang kemudian berdampak bagi kenaikan UMKM.
“Dengan daya beli masyarkat yang kuat, keuntungan bagi UMKM juga akan meningkat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemkab Kediri tengah menyiapkan langkah-langkah strategis terhadap dampak kenaikan BBM. Salah satunya akan memberikan subsidi kepada pekerja transportasi umum yang mengangkut bahan-bahan pokok.
“Kita akan mensubsidi kebutuhan BBM yang digunakan oleh transportasi umum yang mengangkut bahan-bahan pokok,” terang Mas Dhito usai rapat koordinasi tim pengendalian inflasi daerah, di Kantor Pemerintahan Kabupaten Kediri. Selain subsidi tersebut, pihaknya juga akan menyalurkan BLT bagi masyarakat terdampak kenaikan BBM ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tingkatkan Inovasi di Era Digital, Pemkot Surabaya-Lazada Indonesia Gelar Workshop UMKM “Naik Kelaz”
- 30 Pelaku UMKM Ikuti Sosialisasi Sertifikasi Halal, Pemkot Surabaya Gandeng Kemenag dan MUI
- Bupati Kediri Tanggapi Aspirasi RT/RW Soal Masalah LPG dan Pengelolaan Sampah