Minimalisir Paham Radikalisme, MWC NU Dau Tekankan Peluas Wawasan Agama dan Kebangsaan

Kegiatan Pengajian Umum di Masjid Al Hidayah, Kabupaten Malang/RMOLJatim
Kegiatan Pengajian Umum di Masjid Al Hidayah, Kabupaten Malang/RMOLJatim

Meminimalisir paham radikalisme, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama ( MWC NU) Kecamatan Dau, Kabupaten Malang menekankan untuk memperluas wawasan agama dan kebangsaan. 


Demikian disampaikan oleh Gus Mohamad Kohar selaku Ketua Rois Syuriah MWC NU dalam tausiyahnya dalam Pengajian Umum di Masjid Al Hidayah desa setempat. Kamis malam (15/09). 

"Wawasan kebangsaan dan wawasan agama sangatlah penting. Agar dapat meminimalisir dan menangkal munculnya paham radikalisme," ujarnya.

Selain itu, menjalin silaturahim dengan ikatan rasa sayang antar sesama manusia juga diperlukan. 

"Bila hubungan antar sesama manusia sudah baik, maka hubungan dengan sang Pencipta akan baik pula. Sehingga akan muncul rasa syukur yang sudah sewajarnya kita selalu panjatkan kepada Allah SWT," ujar Gus Kohar. 

Ia pun juga mengajak masyarakat setempat untuk bersyukur, karena dilahirkan dan besar di Negara Indonesia. Yang mana, negara yang menjamin kebebasan setiap warga untuk beragama dan menjalankan ritual keagamaan masing-masing. 

"Akan pasti berbeda situasinya, jika kita dilahirkan di Palestina, Israel ataupun Arab Saudi yang belum tentu lebih nyaman untuk menjalankan ibadah masing-masing. Islam bisa dikatakan rahmatan lil alamin, apabila orang Islam bisa sayang dengan ciptaan Allah yang lain. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan bagaimana menjadi rahmatan lil alamin dengan menjadi pelindung bagi seluruh alam semesta yang ada didalamnya," terang Gus Kohar. 

Bahkan Gus Kohar juga menyampaikan, sinergi antara umaroh dan ulama sangat penting dalam membangun Bangsa Indonesia, khususnya dalam menciptakan toleransi antar umat beragama.

"Negara kita Indonesia berdasarkan Pancasila, yang sesuai ajaran agama Islam, saling toleransi dan gotong royong antara sesama umat Islam. Maka, Negara Indonesia merupakan negara yang rohmatan lil'alamin, bukan negara Islam, namun berasaskan Pancasila. Dimana salah satu bentuk iman adalah dengan cinta Nasionalisme dan cinta terhadap NKRI," jelasnya dihadapan ratusan jamaah. 

Masih menurut Gus Kohar, ajaran yang masuk ke Indonesia dan mencoba untuk mendirikan ataupun melaksanakan sistem pemerintahan khilafah, dirasakan hanya akan meresahkan rakyat Indonesia. 

"Seperti yang terjadi saat ini di negara Thailand, Myanmar dan Philipina. Yang mana umat muslim disana jumlahnya tidak sampai 8 persen. Namun ingin memaksakan penerapan pemerintahan khilafah, yang akhirnya terjadi perang saudara berlarut-larut. Nah, yang dapat kita rasakan bersama saat ini, bahwa di Indonesia telah masuk aliran-aliran yang berpotensi mengancam keutuhan NKRI dan memicu konflik sosial. Harus kita cegah bersama-sama," tandasnya. 

Sementara itu, Takmir Masjid Al Hidayah, Ustad Sukardi mengatakan, kegiatan pengajian ini merupakan agenda rutin yang diikuti oleh jamaah pengajian serta tahlil rutin bagi warga di Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau.

"Mari berlomba-lomba dalam mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga jangan lupakan pendekatan kepada sesama manusia dengan saling berbuat kebaikan agar dijauhkan dari siksa neraka," pungkasnya. 

Nampak hadir dalam kegiatan Pengajian Umum tersebut yaitu Kepala Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Budiono. Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Gus Mohamad Kohar. 

Kemudian, M. Nur Muhayyat selaku Pengasuh PP Nikmatul Iman, Desa Sumbersekar sekaligus Katib MWC NU Dau. Dan juga Gus Anam yang menjabat Ketua Banser Ansor Kecamatan Dau, serta ratusan

Jamaah Pengajian dan Tahlil Rutin Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Kegiatan pengajian tersebut diawali dengan shalat isya berjamaah. Berikutnya dilanjut pembacaan istighosah dan pembacaan shalawat diiringi hadrah.