Petani di Tuban Menjerit Pupuk Bersubsidi Langka, Kadis Pertanian Pilih Bungkam

Seorang tetani di Tuban saat beraktivitas di lahan pertanian miliknya/RMOLJatim
Seorang tetani di Tuban saat beraktivitas di lahan pertanian miliknya/RMOLJatim

Para petani di Tuban meradang. Sektor pertanian di bawah kepimpinan Bupati Aditya Halindra Faridzky ternyata masih menyisakan persoalan, khususnya pupuk bersubsidi.


Para petani di Tuban saat ini tengah kesulitan menemukan pupuk subsidi di pasaran. Kelangkaan pupuk itu telah dialami petani sejak dua pekan lalu sampai saat ini.

Kelangkaan pupuk ini membuat petani harus mengeluarkan ongkos lebih besar di saat musim tanam seperti saat ini. Sebab, mereka terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga lebih tinggi demi tanamannya agar tidak mati.

“Pupuk bersubsidi sulit pak. Saya sudah cari di mana-mana dan kios-kios luar desa tapi tidak ada,” keluh Lasmuji (54), salah satu petani di Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (29/9).

Ia mengaku persoalan pupuk subsidi sulit dicari selalu muncul di saat musim tanam. Dirinya, mendapatkan jatah pupuk dari kelompok tani (Poktan) berupa satu paket pupuk bersubsidi yang terdiri dari Urea dan NPK Ponska.

Kondisi itu masih dirasa kurang. Sehingga dirinya harus mencari pupuk tambahan untuk mencukupi tanamannya dengan membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih tinggi.

“Pupuk bersubsidi harganya satu paket Rp260 ribu, tapi kalau tidak ada dan saya butuh, harga Rp400 per paket tetap saya beli,” terangnya.

Sampai saat ini, petani Tuban juga belum mendapatkan kepastian dari dinas setempat terkait distribusi tambahan pupuk subsidi. Oleh sebab itu, mereka berharap kepada bupati untuk segera turun tangan memberikan bantuan kepada petani untuk dapat mengakses pupuk dengan harga murah dan tidak sulit.

“Pupuk subsidi sulit didapat, dan petani sangat membutuhkan (pupuk subsidi, red) semoga pemerintah memberi solusi,” tambah Parijan, salah satu petani Desa Kembangbilo, Tuban.

Merespon jeritan petani, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Kabupaten Tuban, Eko Arif Yulianto, memilih bungkam alias tidak merespon ketika dikonfirmasi lewat pesan singkat WhatsApp di nomor +62 812-3589-xxxx.

Termasuk, Eko Arif Yulianto juga puasa komentar ketika ditanya terkait kondisi stok pupuk subsidi di wilayah Tuban aman apa tidak? Hingga berita ini selesai ditulis, belum ada jawaban dari Dinas setempat.