Forum P20, Puan Maharani Bahas Ketahanan Pangan dan Kesetaraan Gender

Ketua DPR RI Puan Maharani/Net
Ketua DPR RI Puan Maharani/Net

Krisis ekonomi-sosial, perubahan iklim akan berdampak serius bagi seluruh masyarakat dunia. Oleh karena itu, perlu ada kesamaan persepsi antara ketua parlemen dunia untuk menanggulangi permasalahan tersebut secara bersama-sama.


Begitu yang disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani, untuk forum P20 hari kedua ini, di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (6/10).

Menurutnya, kerjasama ketua parlemen dunia untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial perlu dijaga dengan baik, pasalnya negara-negara empat musim akan menghadapi musim dingin berkepanjangan yang memerlukan pasokan energi dan pangan.

“Di mulai dari pasokan, menjaga mata rantai pasokan ini agar tidak putus karna negara empat musim juga akan menghadapi musim dingin padahal ada satu kendala yang dihadapi negara mereka terkait rpasokan pangan dan energi, kami berusaha mendorong menyatukan pendapat dari para delegasi agar terkait pasokan mata rantai pasokan pangan ini jadi pemicu dna keumian bisa mendapatkan haknya,” ujarnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.

Mantan Menko PMK ini mengatakan, dalam forum P20 ini membahas tentang ketahanan pangan, kesetaraan gender, dari sana berbagai masukan antar parlemen dunia muncul dan berkomitmen untuk melakukan kerjasama yang baik untuk menjaga stabilitas global.

“Tentu saja saya sampaikan kalau Indonesia sudah melakukan hal-hal yang sudah dilakukan seperti agaiman kita memebrikan kompensasi sosial kepada masyarakat agar mereka isa bertahan hidup dalam situasu hidup yang belum tentu baik di tahun 2023,” katanya.

Dia menambahkan bahwa ketahanan pangan dan energi harus tetap terjaga di dunia, dan setiap negara harus tersedia kebutuhan pangan dan energi. Di forum P20 ini hal tersebut dibahas secara mendalam agar tidak ada satu negara yang kuat sendiri.

“Bagaimana kemudian mata rantai pasokan pangan dan energi yang mana di negara 4 musim ini terus dilakukan, jangan sampaai ada negara yang tertinggal dan jangan sampai ada negara yang merasa kuat sendiri,”ujarnya.

“Tapi bagaimana semua itu bisa dirasakan bersama-sama sebagai satu ksatuan dunia  dan masyarakat global yang peduli akan perdamaian dunia,” tutupnya.