Kejadian sebenarnya saat Tragedi Kanjuruhan lebih menyeramkan dari penggambaran yang selama ini beredar di media sosial dan televisi.
- Anies-Gus Imin Menghormati Undangan Pernikahan Putri HRS, Bukan Pertemuan Politik
- Dinilai Melelahkan dan Biaya Besar, Masa Kampanye Pemilu 2024 Perlu Dievaluasi
- Maidi Kirim Utusan Daftar Bacawali Kota Madiun di Gerindra
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Mahfud MD usai melaporkan kinerja ke Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).
"Korban yang jatuh, itu proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun medsos, karena kami merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat," ujar Mahfud MD.
Dikatakan Mahfud, penyebab Tragedi Kanjuruhan dipastikan karena tembakan gas air mata. Saat itu, kepanikan terjadi ketika penonton laga Arema FC Vs Persebaya berusaha keluar dari stadion.
"Ada yang bergandengan, satu bisa keluar yang satu tertinggal, yang satu balik lagi (ke dalam) nolong temannya (lalu) terinjak-injak, mati," katanya.
"Ada juga yang memberikan bantuan pernafasan karena satunya tidak bisa bernafas, kena semprot (gas air mata) juga lalu mati, itu lebih mengerikan karena ini ada di CCTV," imbuhnya.
Menko Polhukam ini menegaskan lagi, penonton yang mati dan cacat serta sekarang kritis dipastikan setelah terjadi desak-desakan setelah gas air mata yang disemprotkan.
"Adapun peringkat keterbahayaan racun dari gas itu sedang diperiksa oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)," tuturnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Relawan Ganjar Disebut Terlalu Banyak Ikut Campur Internal PDIP
- Akhir Juni 2022, Kepercayaan Publik pada Kinerja Jokowi Turun
- Fahri Hamzah Anggap Bailout Rp 22 Triliun Jiwasraya Berbahaya