Jelang berakhirnya masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat bertemu dengan Panglima TNI Andika Perkasa. Pertemuannya memunculkan spekulasi ada agenda politik terkait dengan pemilihan presiden (PIlpres) tahun 2024 mendatang.
- Di Sidosermo Surabaya, Bacapres Anies Baswedan dapat Dukungan dari Para Kiai
- Menko Perekonomian Terapkan Travel Bubble Guna Mendorong Pemulihan Ekonomi
- AHY Sampaikan 14 Agenda Perubahan dan Perbaikan Indonesia
Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai, pertemuaan Anies dan Andika ini memiliki beberapa arti. Pertama, Anies tentu berpikir sedang mempersiapkan Cawapres di Pilpres 2024 dari latarbelakang yang kuat, salah satunya militer.
Kata Arifki, posisi Andika sebagai Panglima TNI tentu memiliki daya tawar sendiri apalagi dengan masuknya namanya sebagai Cawapres potensial.
Alasan kedua, Anies dan Andika ini sama-sama alumni kampus Amerika Serikat, pembicaraanya bisa jadi terkait nostalgia atau meminta dukungan Andika jika Anies resmi maju sebagai Cawapres.
Alasan ketiga, ini sinyal kepada lawan-lawan Anies di Pilpres 2024, kalau ia sudah siap terjun membangun kekuatan untuk pencapresannya.
“(Pertemuan Anies-Andika) bisa diartikan, Anies lagi berpamitan dengan Andika. Tetapi, Andika ini kan namanya juga masuk sebagai cawapres. Ya, bisa jadi ini sinyal Anies kepada lawan-lawan politiknya di 2024 kalau ada potensi Anies dan Andika berduet sebagai Capres dan Cawapres”, ujar Arifki seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Duet Anies-Andika tentu memiliki peluang yang besar karena posisi Andika yang saat ini sebagai panglima TNI. Dengan demikian, kolaborasi Sipil-Militernya terwakili.
- PDIP Buka Peluang Revisi UU Pemilu
- Gejolak Wadas, Waktunya Puan Tegas pada Ganjar
- Kandidat Capres 2024 Harus Punya Komitmen Jaga NKRI dan Rawat Kebhinekaan