Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya terus gencar melakukan deteksi dini keberadaan penyakit Pneumonia atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita.
- Sejumlah Negara Hentikan Vaksinasi, Epidemiolog: Secara Sains, Tidak Ada Masalah Keamanan Pada Vaksin AstraZeneca
- Dinkes Jatim Telah Lakukan Upaya Kedalikan Kasus Campak
- Usai Menyasar Nakes, Vaksin Booster Bakal Diberikan ke Masyarakat
Tercatat pada periode Januari hingga September 2022, terdapat 15.252 kasus ISPA Pneumonia di Surabaya.
"Ada peningkatan sedikit, tapi memang kita terus gencar untuk menemukan kasus ini. Supaya bisa segera mengatasinya," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (21/10).
Nanik juga menjabarkan, sebanyak 15.252 kasus ISPA Pneumonia pada periode Januari - September 2022 ini terbagi ke dalam dua kategori usia. Untuk usia 0-5 tahun, sebanyak 9.312 kasus.
"Sedangkan untuk kategori usia > 5 tahun, terdapat 5.940 kasus," tambahnya.
Selain gencar melakukan deteksi dini dan sosialisasi pencegahan kasus Pneumonia, pihaknya juga mengimbau kepada para orang tua agar turut serta menjaga putra-putri mereka supaya terhindar dari penyakit tersebut.
Nanik menyebut, langkah pencegahan terhadap penyakit ISPA Pneumonia itu dapat dilakukan para orang tua dengan sejumlah upaya.
Yakni, menjauhkan balita dari penderita batuk, melakukan imunisasi lengkap dan memberikan ASI (Air Susu Ibu) pada bayi/anak berusia 0-2 tahun.
"Kemudian menjauhkan balita dari asap, debu, serta bahan-bahan yang mengganggu pernapasan. Dan terakhir, membersihkan lingkungan tempat tinggal balita serta usahakan ruang memiliki udara bersih dan ventilasi yang cukup," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kasus Aktif Masih 3.715, Pasien Baru Covid-19 Hari Ini Bertambah 250 Orang
- Pemkot Surabaya Belum Terima Laporan Adanya Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak
- Polemik Vaksin AstraZeneca, MUI Jelaskan Proses Sertifikasi Halal Haram