Gelar Kopdar Muda Sesion, CMPRO bersama Pemuda dan Mahasiswa Suport Gelaran KTT G20

Caption : Kopdar Muda Sesion bertema Growing Indonesians With Global Vision bersama 50 mahasiswa. 
Caption : Kopdar Muda Sesion bertema Growing Indonesians With Global Vision bersama 50 mahasiswa. 

Guna mensukseskan kegiatan KTT G20 di Bali, Centrum Muda Proaktif (CMPRO) menggelar Kopdar Muda Sesion bertema Growing Indonesians With Global Vision bersama 50 mahasiswa di Howie Cafe Jl. Gayungsari, Surabaya Sabtu (12/11).


Abdul Hafid selaku ketua pelaksana menuturkan kegiatan digelar dengan tujuan mendukung gelaran KTT G20 di Bali.

"Kita bersama CMPRO berharap gelaran G20 di Bali nanti dapat berjalan dengan lancar dan untuk negara Indonesia sendiri dapat membawa perdamaian di kancah Internasional," ujarnya.

Hafid menambahkan, dirinya bersama teman teman mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Surabaya mendukung penuh gelaran G20 ini hingga nantinya dapat membawa Indonesia semakin jaya kedepan.

"Kita bersama masyarakat Indonesia bangga bahwa Indonesia dapat menjadi tuan rumah pada gelaran G20 di Bali yang dihadiri oleh beberapa negara di dunia," tutupnya.

Selain dihadiri oleh 50 mahasiswa dari berbagai kampus baik negeri maupun swasta, kegiatan ini juga mendatangkan beberapa narasumber.

Kordinator Pusat DEMA PTKIN Indonesia, Onky Fachrur Rozie menjelaskan kegiatan CMPRO hari ini bertujuan  untuk bermusyawarah untuk mensuport dan mendiskusikan hal yang sama tetapi dengan warna yang berbeda perihal gelaran G20.

"Indonesia telah diberikan kesempatan yang luar biasa dan mungkin belum dinikmati oleh negara lain," ujarnya

Onky menuturkan bahwa kesempatan ini akan menjadi sia-sia jika mahasiswa dan pemuda menjadi apatis bahkan antipati dengan hal-hal yang sifatnya keberuntungan bagi Indoneisa.

"Kita sebagai mahasiswa mampu memberikan konstitusi yang real dan nyata menjelang gelaran G20 yang akan di adakan di Bali," tutupnya.

Diketahui, KTT G20 akan dihadiri oleh 19 negara serta satu kawasan ekonomi, yaitu Uni Eropa. Terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, dan Turki.

Dengan mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger", pada KTT G20 ini Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bekerja sama memulihkan diri dari pandemi serta membangun dunia secara berkelanjutan.

Penetapan Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 telah diumumkan sejak dua tahun yang lalu, saat KTT G20 berlangsung di Riyadh, Saudi Arabia, dari tanggal 21 sampai 22 November 2020.

Prosesi serah terima dilaksanakan satu tahun yang lalu di KTT G20 yang dilaksanakan di Roma, Italia, pada tanggal 30 sampai 31 Oktober 2021. Ini merupakan pertama kalinya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah KTT G20 semenjak pembentukannya pada tahun 1999 silam.

Hal ini merupakan sesuatu yang istimewa untuk negara ini, karena dengan dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah G20, berkesempatan untuk mendorong perwujudan kebijakan yang mampu memicu pemulihan ekonomi dunia.

Selain itu, pelaksanaan G20 di Indonesia juga mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan politik yang cukup signifikan bagi tanah air.

Dalam perjalanannya menuju KTT G20, Indonesia telah berupaya untuk menyusun dan menetapkan sejumlah agenda dan sederet kegiatan. Setidaknya, ada sekitar 150 pertemuan yang akan diadakan di 19 kota seluruh Indonesia.

Rangkaian agenda utama Presidensi G20 Indonesia meliputi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), pertemuan tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral (Financial Track), pertemuan tingkat Sherpa (Sherpa Track), pertemuan tingkat Deputi, pertemuan tingkat Working Group, pertemuan tingkat Engagement Group, program Side Events, serta program Road to G20 Indonesia 2022.

Topik yang menjadi fokus di G20 kali ini adalah pertemuan Financial Track dan Sherpa Track. Dalam pertemuan Sherpa Track, beberapa isu penting akan diangkat, di antaranya agrikultur, antikorupsi, ekonomi digital, energi berkelanjutan, investasi, ketenagakerjaan, kesehatan, lingkungan hidup, pembangunan, juga perdagangan.

Sementara itu, dalam pertemuan Financial Track sejumlah isu yang diangkat akan berputar pada topik fiskal, pajak, serta kebijakan moneter. Ada enam agenda prioritas yang akan dibahas pada pertemuan Financial Track, yaitu tentang exit strategy untuk pemulihan ekonomi, pencarian cara untuk mengatasi scaring effect krisis ekonomi, sistem pembayaran digital, sustainable finance, inklusi keuangan, serta perpajakan internasional.