Gubernur Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim-Sulsel, 8 Jam Digelar Catatkan Transaksi Rp240,23 Miliar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali memimpin gelaran Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Phinisi Ballroom Claro Hotel Makassar, Kamis (17/11).


Dibuka langsung oleh Gubernur Khofifah bersama Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, gelaran ini berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp 240,23 miliar dari total 38 transaksi dalam waktu selama 8 jam atau transaksi final pukul 18.00 WITA.

Dihadapan seluruh tamu undangan yang hadir, Gubernur Khofifah menyebut bahwa salah satu kunci menghadapi industri 4.0 dan 5.0 adalah kolaborasi. Utamanya untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri yang sangat besar. Yakni 276 juta jiwa penduduk Indonesia.

“Maka kita butuh strong collaboration untuk memanfaatkan potensi besar itu. Karena hub Indonesia Timur adalah Sulawesi Selatan. Kita harus bangun kolaborasi,” ungkap Gubernur Khofifah

Tidak hanya itu, Khofifah sapaan lekatnya menyampaikan bahwa dari total 32 rute tol laut yang ada di Indonesia, 27 rute diantaranya melewati Surabaya. 

“Ini betapa koneksitas laut antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan menjadi sangat strategis. Termasuk dengan hadirnya 3 provinsi baru di Papua. Maka ini akan menjadi supporting system bagi penguatan ekonomi dan perdagangan di masing-masing daerah,” katanya optimis.

Dalam misi dagang kali ini diikuti sebanyak 46 pelaku usaha asal Jatim dan 100 pelaku usaha asal Sulsel. Adapun potensi komoditi dari Jawa Timur yang ditawarkan antara lain Produk hasil pertanian (beras, jagung, bawang merah, bawang putih, bibit tanaman, sayuran); Produk hasil perkebunan (pala, rempah-rempah, coklat, tembakau, tepung gaplek); Produk hasil peternakan (telur, olahan daging ayam); Produk hasil perikanan (frozen seafood, olahan ikan); jasa (ekspedisi/logistik, jasa transportasi laut/kepelabuhan, pemakaian gudang dan kebutuhan pameran, perhotelan dan properti) dan lain lain (pupuk dolomit, keramik dan granit tile, alat kesehatan, mesin pengemas, paving blok, batik, sambal, palet kayu, garam dan sebagainya)

Sedangkan potensi komoditi dari Sulawesi Selatan yang akan ditransaksikan antara lain Produk hasil pertanian (beras, jagung, bawang merah); Produk hasil peternakan (daging kemasan, ayam potong, sapi potong); Produk hasil perkebunan (kopi, kacang-kacangan, kopra, arang batok); Aneka makanan minuman olahan (aneka keripik, stick rumput laut, minuman serbuk rempah olahan) dan Lain-lain (kerajinan rotan, tenun handmade, sarung tenun).

Lebih lanjut, gelaran misi dagang ini menurut Khofifah bukanlah sekadar perdagangan ekonomi saja. Melainkan, gelaran ini sekaligus menjadi ajang untuk mengenalkan budaya Jawa Timur. 

“Seperti tadi ada peragaan batik fosil dari Ngawi. Batik ini menonjolkan motif pithechanthropus erectus.  Inilah yang akan terus menerus kita bangun saling menguatkan pendekatan budaya,” ujarnya.

Mantan Menteri Sosial RI ini kemudian menjawab keinginan Gubernur Sulsel yang ingin membuat gelaran misi dagang di Jawa Timur.

“Kami menunggu kedatangan strong team dari Provinsi Sulawesi Selatan kapan akan melakukan misi dagang di Jatim. Mudah-mudahan pertemuan ini terus mendorong semangat kita untuk tetap produktif dan kita bangun pertemuan pikiran dan program antar OPD,” kata Khofifah.

Untuk diketahui, hubungan perdagangan antara Jatim dengan Sulsel bisa dilihat dari data yang dirilis oleh BPS dimana nilai pembelian (bongkar) dari Sulsel ke Jatim sebesar Rp 432,66 miliar. Sedangkan total nilai penjualan (muat) dari Jatim ke Sulsel adalah Rp 4,86 triliun. Sehingga Jatim mengalami Surplus dengan Sulsel sebesar Rp4,43 triliun.

Jatim juga berkontribusi sebesar 1,68% terhadap total nilai penjualan Sulsel dan berkontribusi sebesar 22,13% terhadap total nilai pembelian Sulsel.

Sulawesi Selatan selama ini menyuplai beberapa komoditas utama seperti antara lain Cerutu, Pasta Mentah, Jagung pipilan, Kertas, Minuman Kalori, Roti, Biskuit dan Wafer, Minyak Kelapa, Coklat, Minyak Kelapa Sawit, dan Bahan Bangunan dari Logam ke Jawa Timur.

Sebaliknya Jawa Timur banyak menyuplai komoditas Minyak Kelapa Sawit Mentah, Jagung, Gula Murni, Buah yg mengandung minyak, Lada, Bawang Bombay, Bahan Nabati, Udang, Kacang Mete, Mesin Bubut ke Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dalam sambutannya menyampaikan bahwa gelaran misi dagang ini diharapkan mampu dapat mengoptimalkan pelaksanaan kerjasama dagang dalam cakupan yang lebih besar dan lebih luas bagi kedua provinsi yang saling menguntungkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulsel dan Jawa Timur.

“Oleh karena itu melalui misi dagang ini, saya berharap dapat membawa angin segar bagi pelaku UMKM dan pelaku usaha lainnya. Marilah kita saling membantu utamanya dalam membangun kembali perekonomian daerah usai tertekan di masa pandemi,” katanya.

Lebih lanjut, dirinya menyampaikan bahwa jika Jatim menutup kran pengiriman barang. Maka Sulawesi Selatan akan mengalami kesusahan.

“Sebab, seluruh pengiriman besi-besi dan barang-barang impor ini transitnya dari Surabaya semuanya. Dan inilah yang sebenarnya menjadi penghambat kita. Tapi saat ini di Sulsel sudah membuka port cargo ke luar negeri dan ini menghemat 200 dolar per hari” katanya.

“Namun masih banyak yang memilih untuk transit di Jawa Timur,” lanjutnya.

Andi kemudian mengatakan bahwa hal tersebutlah yang patut dipelajari oleh Sulsel. Melihat penyiapan acara misi dagang yang ditempuh dalam 2 bulan saja, Andi kemudian menginginkan agar Sulsel bisa menggelar misi dagang di Jawa Timur.

“Sulsel juga harus bisa menggelar misi dagang yang persiapannya hanya 2 bulan namun bisa mencapai transaksi hingga ratusan miliar,” ujarnya.

“Mungkin sekaligus juga kita bisa mempelajari hal apa yang menjadikan perekonomian di Jatim sangat kuat,” pungkasnya.