Tiga Pertimbangan Penting Memilih Panglima TNI

Ilustrasi TNI/Net
Ilustrasi TNI/Net

Proses pergantian Panglima TNI sejak periode Reformasi selalu menjadi topik yang menarik perhatian banyak kalangan. Banyak pakar dan akademisi memberikan pandangan terkait perspektif dan ketentuan yang berlaku selama ini.


Pengamat intelijen, keamanan dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, suksesi di tubuh TNI selalu menjadi diskursus yang hangat, mengingat TNI sebagai salah satu komponen penting dalam dinamika Bangsa Indonesia.

Dijelaskan Nuning, pasal 13 ayat 4 UU RI 34/2004 memang mengamanatkan jabatan Panglima TNI dapat dijabat oleh perwira tinggi (Pati)  aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

"Artinya Kasad, Kasal dan Kasau memiliki peluang yang sama untuk menjabat Panglima TNI. Meski harus bergantian namun pada kenyataannya Presiden yang menentukan siapa yang akan menjabat," kata Nuning melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (18/11).

Nuning menekankan, siapapun yang akan menjabat Panglima TNI merupakan hak prerogatif presiden dan tidak dapat diintervensi oleh siapapun.

Meski demikian, Nuning mengingatkan bahwa ada dua hal penting yang penting untuk menjadi bahan pertimbangan. Pertama, usia dan prestasi kerja.

Bagi Nuning, sangat penting untuk menentukan proyeksi masa jabatan Panglima TNI minimal 2 tahun ke depan untuk menjaga proses regenerasi. Jika tidak diperhatikan, maka pengalaman menunjukkan beberapa perwira yang cemerlang tidak sempat menjabat karena terhalang seniornya yang belum pensiun.

"Padahal untuk jabatan sestrategis Panglima TNI tidak harus menunggu usia pensiun. Apalagi jika dipertimbangkan prestasi kerja selama dinas," demikian Nuning.

Menurut Nuning, ukuran prestasi kerja yang memang belum standar menyebabkan banyak spekulasi yang hanya berdasarkan rekam jejak pengalaman dinas.

Pertimbangan kedua, ulas Nuning adalah kebutuhan organisasi TNI. Kata dia dalam kurum waktu ke depan sebagai bagian dari modernisasi Alutsista, sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal.

Ketiga, pertimbangan perkembangan lingkungan strategis pada tataran Global dan Regional. Saat ini, Nuning berpendapat, TNI membutuhkan sosok Panglima TNI yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional.

"Penting sekali jika Panglima TNI disegani dunia internasional," pungkasnya.