India meningkatkan pengawasan anti-teror secara digital, khususnya melalui media sosial. Pasalnya New Delhi juga telah mengumpulkan bukti terkait pendanaan teror lewat media sosial.
- Garda Bangsa Siapkan 28 Kader Terbaik Kejar Target 100 Kursi PKB
- Usai Pendaftaran di KPU, Satu Cawabup Sidoarjo Terpapar Covid-19
- Poros Baru Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, dan La Nyalla?
Direktur Jenderal Badan Investigasi Nasional (NIA), Dinkar Gupta pada Kamis (18/11) mengatakan penyalahgunaan platform media sosial adalah masalah yang perlu dibahas pada konferensi "No Money for Terror" (NMFT) pada 18-19 November.
“Terorisme adalah topik penting bagi India. Hampir semua negara akan mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan poin mereka. Tidak akan ada batasan,” kata Gupta.
Konferensi tersebut akan dihadiri oleh perwakilan dari 78 negara, dengan ketidakhadiran dari Pakistan dan Afghanistan, sementara China masih menunggu konfirmasi.
Para menteri dari 20 negara telah mengonfirmasi partisipasi dan akan ada 450 perwakilan, termasuk perwakilan dari Interpol, Europol dan Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF).
Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan pidato pembukanya.
Dimuat The Hindu, pendanaan teror lewat media sosial menjadi satu dari empat agenda utama yang dibahas dalam konferensi. Tujuannya adalah untuk membangun pendekatan terpadu untuk melawan terorisme.
Pertemuan NMNT diharapkan dapat membangun hasil dan pembelajaran dari dua konferensi sebelumnya (diadakan di Paris pada April 2018 dan di Melbourne pada November 2019), serta akan berupaya meningkatkan kerjasama global untuk menolak pendanaan teroris dan akses ke yurisdiksi permisif untuk beroperasi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mengenang Ratusan Korban Serangan Teror 26/11 di Mumbai
- Polri Minta Waspada Aksi Solidaritas Palestina Disusupi Gerakan Terorisme
- PCNU Surabaya Dukung Kapolri Waspadai Terorisme Jelang Pilpres