Wujudukan Merdeka Belajar, Harus Tersedia Ruang Belajar Menyenangkan

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat/Net
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat/Net

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, inovasi untuk mewujudkan merdeka belajar hanya mungkin tercapai jika tersedia ruang belajar yang menyenangkan, ekosistem pembelajaran yang mendukung serta infrastruktur belajar yang memadai.


"Banyak tantangan terhadap kemajuan dunia pendidikan. Guru memiliki seperangkat tugas profesional mendampingi para pelajar menemukan kemampuan terbaiknya untuk bertumbuh, menuju masa depan," ujar Lestari Moerdijat, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (23/11).

Pada kesempatan itu Lestari mengucapkan selamat Hari Guru yang diperingati 25 November dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh pahlawan tanpa tanda jasa itu yang selama pandemi terus memberikan sumbangsih, mengabdi dengan tulus. Terutama mereka yang berada di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Para guru, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, hendaknya memiliki pemahaman kognitif  tentang bagaimana siswa belajar dan mempersiapkan sisi emosional untuk berhubungan  dengan banyak siswa yang ragam kebutuhannya tidak selalu terlihat.

"Masih banyak isu-isu dalam permasalahan pendidikan, bukan hanya substansi dari kurikulum, tapi dalam konteks penyiapan SDM, dan kesejahteraan guru," jelas Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu

Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, untuk mengatasi hal itu semua pihak harus bekerja sama, melalui ragam kebijakan untuk mendorong  peningkatan kompetensi guru yang sangat menentukan bagi kualitas hasil belajar para peserta didik.

Sementara itu, Wakil Rektor Universitas Negeri Jakarta, Totok Bintoro berpendapat, melakukan tugas pendidikan adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sesuai UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sis diknas) yaitu untuk mengembangkan potensi para peserta didik agar bisa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan tujuan yang luar biasa itu, Totok menilai, guru tidak hanya harus memenuhi persyaratan administratif, tetapi juga harus memiliki kualifikasi teknis untuk mengajar.

Untuk mewujudkan generasi yang unggul, tegasnya, perlu segera mengatasi sejumlah persoalan terkait guru saat ini, seperti antara lain distribusi yang tidak merata, mismatch hingga kekurangan guru.

Selain itu, ujar Totok, guru saat ini terjebak rutinitas administratif sehingga hanya sekadar mengajar. Diperlukan guru yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik, tetapi juga harus ada panggilan jiwa yang menjadi penentu guru bisa menjadi seorang pendidik.