Pemkab Gresik Bagikan Voucher BBM untuk Sopir Angkot dan Tukang Ojek

Ratusan sopir kendaraan angkutan wisata religi (Makam Sunan Giri dan Sunan Maulana Malik Ibrahim) dan tukang ojek mendapatkan bantuan sosial atau subsidi berupa voucher pembelian BBM dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik. 


Penyerahan bantuan tersebut diberikan langsung oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) setempat. Sebagai, bentuk kepedulian Pemda Gresik kepada pekerja transportasi.

"Kita tidak bisa menghindari apa yang diputuskan pemerintah pusat, BBM naik kita terima dan jalankan. Tetapi kita juga usahakan ada stimulus dan bantuan, yang kita berikan untuk menjadi penyeimbang dengan bantuan stimulus-stimulus yang lain," ujar Bupati Yani dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (28/11).

"Bentuk bantuan yang diberikan Pemda Gresik, kepada pelaku bidang transportasi cukup beragam. Seperti tukang ojek sebanyak 511 orang, diberikan subsidi bentuk voucher BBM dengan besaran 300 ribu rupiah per orang.

Sedangkan, kepada sopir kendaraan angkutan kota maupun perdesaan (Angkot/Angdes) yang total berjumlah 314 mendapatkan voucher BBM senilai 500 ribu rupiah," paparnya.

Selain itu, lanjut Bupati Pemkab Gresik juga memberikan subsidi untuk pembelian tiket penyeberangan kapal bagi warga Pulau Bawean. 

"Dengan pagu sebanyak 26.668 orang, yang nantinya setiap orang akan mendapat subsidi tiket sebanyak 25 ribu rupiah dengan jangka waktu tiga bulan kedepan," tuturnya.

Sementara, sopir angkutan kota wilayah wisata religi Giri, Edy Yunianto (38) mengaku senang dengan bantuan yang didapatkannya. Karena sangat membantunya, ditengah mahalnya harga BBM saat ini.

"Naiknya harga BBM membuat kami semakin tertekan, ditambah lagi dengan sepinya penumpang dan kita harus bersaing dengan grab atau gojek. Belum lagi ada angkutan Bus subsidi yang ongkosnya murah," ungkapnya.

"Penumpang kami kebanyakan para peziarah dari terminal pemberhentian bus wisata yang hendak menuju ke makam Sunan Giri, itu pun ramainya dihari libur. Sebab, dihari biasa sepi," sambungnya.

Edy menambahkan dulu rute angkot yang dikemudikannya lumayan ramai, tapi  saat diterpah pandemi kondisi langsung merosot tajam hingga kini. Sepinya penumpang, membuat rata-rata penghasilan perharinya menjadi tidak menentu. 

"Saat ini rata-rata mendapat 50 ribu rupiah perhari sudah bagus, itupun tidak menentu," tandasnya.