LPPNU Ponorogo Sesalkan Rencana Pemerintah Impor Beras Puluhan Ribu Ton

Caption foto : Ilustrasi foto sawah di Ponorogo / RMOLJatim
Caption foto : Ilustrasi foto sawah di Ponorogo / RMOLJatim

Pengurus Cabang (PC) Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Ponorogo menyesalkan dengan rencana pemerintah pusat yang akan melakukan impor beras sebesar 500 ribu ton. Itu dilakukan guna mengamankan stok beras yang tinggal 594 ribu ton.


“Memang statement yang baru saja dimunculkan pemerintah beberapa hari lalu sudah langsung ditanggapi beberapa petani kita diangkar rumput,” ujar ketua PC LPPNU Ponorogo, Ahmad Sarbini, Selasa (29/11).

Dia mengaku, bahwa keputusan itu membuat petani kecewa, seakan-akan pemerintah tidak hadir. Informasi yang mulai muncul kaitannya dengan import beras ini sangat berdampak kalangan petani terutama padi saat ini.

“Saat ini pupuk lumayan sulit. Harga pengolahan pra tanam sampai menghasilkan beras juga serba uang dan tinggi nilainya,” kata Ahmad ketika ditemui di kantor PC LPPNU Ponorogo.

Menurutnya, sesuai dengan yang telah disampaikan oleh Menteri Pertanian (Menpan) Indonesia surplus pangan. “Kami menyampaikan hasil pertanian padi sangat surplus juga di Ponorogo. Kami lumbung pangan,” ’jelasnya.

Dia mengklaim, informasi import beras sangat tidak diterima dan digarapkan petani. Jika import beras benar-benar terjadi, dipastikan terjadi penurunan harga.

Padahal, kata dia, harga pokok penjualan (HPP) diangka Rp 5 ribu sekian baru terjadi selama sebulan. Petani bisa dikatakan belum pernah merasakan HPP tinggi.

“Rp 5 ribu sekian itu sekarang dimana sudah ditangan tengkulak. Sebelumnya mereka hanya dibeli Rp 4,3 hingga Rp 4,7 ribu.Maka dampak impor pasti akan terasa oleh para petani,” tegasnya

Dia berharap, fungsi Bulog harusnya maksimal. Sebenarnya bulog lokal, jika memang import beras dicek kembali stoknya menipis atau tidak. 

“Kalau menipis, bisa serap petani lokal yang harus diutamakan. Di tingkat petani bulog tidak pernah hadir, Rata-rata yang dapat tengkulak,”’ pungkasnya.

Untuk sekedar diketahui, direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan pihaknya ditugaskan untuk melakukan impor beras oleh negara untuk mengamankan stok beras yang saat ini di angka 594 ribu ton. Hal itu sesuai dengan rapat koordinasi beberapa menteri yang terkait.