'Kuntilanak' Protes Pohon Asem Ditebang Gara-gara Proyek Pelebaran Jalan Megaluh Jombang

Aksi teatrikal di depan kantor Pemkab Jombang/RMOLJatim
Aksi teatrikal di depan kantor Pemkab Jombang/RMOLJatim

Pohon Asem ditebang, aktifis lingkungan yang tergabung dalam Anjasmara (Asosiasi Jombang Semesta Raya) menggelar aksi teatrikal di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang. Setelah sebelumnya beberapa waktu lalu mensomasi.


Aksi unjukrasa yang dikemas dengan gelaran teatrikal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas ditebangnya puluhan pohon asem disepanjang jalan KH Bisri Syansuri tepatnya di jalan raya Kecamatan Megaluh akibat proyek pelebaran jalan tersebut.

Sembari berorasi, sejumlah poster dan spanduk turut mewarnai demonstrasi aktifis lingkungan Anjasmara. Diantaranya penebangan pohon bukan solusi perubahan iklim, omahku hilang gara-gara ditebang yang dibawa oleh peserta aksi berdandan kuntilanak.

Koordinator aktifis lingkungan Anjasmara, Anton Sujarwo mengatakan, pohon asem yang ditebang oleh pemerintah merupakan pohon konservasi yang bernilai ekologis tinggi. Dan juga mempunyai nilai historis tinggi dimana pohon itu ditanam oleh leluhur terdahulu, bahkan diera hindia belanda.

"Secara kajian ilmiah pohon asem memiliki banyak manfaat mulai daun hingga buahnya. Pohon asem ini juga memiliki kontribusi ekologi yang cukup tinggi dan juga nilai ekonomi. Pohon ini selalu hijau dan tidak merusak infrastruktur," jelasnya, Kamis (8/12) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Untuk itu, ia meminta agar Pemerintah Kabupaten Jombang melakukan beberapa hal penting sebagai pengganti dari aktifitas penebangan pohon tersebut. Salah satunya adalah mengganti infrastruktur pohon asem dan pohon konservasi lainnya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang, Miftahul Ulum saat menemui aktifis Anjasmara tersebut, pihaknya menyampaikan terima kasih atas kritik dan saran yang telah disampaikan oleh kawan-kawan aktifis lingkungan tersebut.

Menurutnya, saat ini era keterbukaan. Dan memang sangat hal demikian ini sangatlah dibutuhkan saran dan kritik dari masyarakat. Yang pada intinya untuk keberlangsungan kebaikan bersama atau kemaslahatan.

Dia menjelaskan, bahwa penebangan pohon itu dilakukan oleh dinas PUPR Jombang setelah mendapatkan persetujuan dari pihaknya. Penebangan pohon dilakukan karena akan dilakukan pelebaran jalan.

"Memang (pelebaran) jalan sudah direncanakan oleh dinas PUPR dan sudah melakukan ijin ke kami, namun penebangan itu tidak serta merta, hanya sebatas yang berada di bahu jalan," katanya.

Diakui Ulum, ada ratusan pohon yang ditebang untuk pembangunan pelebaran jalan sepanjang 2 kilometer tersebut. Sebenarnya, dirinya merasa hal itu sangatlah berat hati pohon-pohon asem itu ditebang. Akan tetapi pelebaran jalan itu harus berjalan.

Pihaknya juga berjanji awal tahun 2023, Dinas Lingkungan Hidup akan melakukan penanaman pohon ulang di sepanjang jalan penghubung antar kecamatan tersebut.

"Awal tahun 2023, akan segera ditanami kembali di pinggir jalan itu," tandasnya.


ikuti update rmoljatim di google news