Pemprov Jawa Timur memperkuat peran orang tua dalam membimbing anaknya dan pengawasan masyarakat, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini.
- Sambut Hari Anak Nasional 2024, Pemkot Surabaya Sosialisasikan Perwali Pencegahan Perkawinan Pada Usia Anak
- Pentingnya Memahami Bahaya Pernikahan Dini: Sikap Tegas DPRD Jatim Terhadap Pernikahan Anak di Sampang
- Viral Balita di Sampang Ditunangkan Orang Tua, BKKBN Jatim Turun Tangan
Hal itu dikatakan oleh Kerja keras Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim Restu Novi Widiani pada Senin (23/1/20223).
"Kita harus mempercepat penurunan ini (pernikahan dini). Kita mencoba memperkuat parenting antara anak dan orang tua, kontrol sosial dari keluarga, masyarakat dan tempat tempat yang longgar kita tingkatkan pengawasan," katanya.
Dia mengatakan, secara keseluruhan memang terjadi penurunan pernikahan dini di Jatim. Dari data yang dihimpun di pengadilan agama kota Surabaya, jumlah pernikahan dini di Jatim menurun sekitar 20 persen.
"Datanya dari kantor pengadilan agama kota Surabaya. Kalau penurunannya hampir 12 persen. Kalau 2021 17.151 dan pada tahun 2022 mencapai 15 ribu," tambahnya.
Dikatakan dia, selain pengawasan keluarga, Pemprov Jatim juga aktif mengoptimalkan peran masyakarakat dalam mengawasi anak-anak agar tidak terlibat dalam pergaulan bebas.
"Kontrol sosial kita harapkan dari semua pihak. Terutama desa/kelurahan dan ibu-ibu PKK harus saling menjaga," tambahnya.
Dijelaskannya, orang tua harus berupaya selalu perhatian terhadap anak. Perhatian kecil, seperti menanyakan kegiatan yang dilakukan sang anak sehari-harinya.
Perlakuan tersebut, selain sebagai kontrol terhadap anak, juga membuat anak merasa diperhatikan.
Ditambahkan, anak-anak juga perlu dibekali pendidikan seks sebelum usia remaja. Agar anak memahami bagaimana cara bergaul dengan teman dan sahabat, dapat diketahui anak sejak dini.
Apalagi, di era globalisasi, anak-anak cenderung memahami konsep pacaran lebih cepat dibanding zaman dahulu. Akses internet yang semakin mudah juga menjadi faktor anak-anak cenderung mengenal topik terkait seksual lebih cepat dibanding anak zaman dahulu.
"Pengawasan terhadap penggunaan gadget ini yang harus ditingkatkan. Mereka harus diberikan pemahaman sejak dini sebelum usia remaja," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tingkatkan Kualitas SDM di HUT ke-79, Pj Gubernur Adhy: Pemprov Gelontor Rp 1 Triliun untuk Madrasah Diniyah se-Jatim Selama 5 Tahun
- Resmikan Jembatan Kalidawir Tulungagung, Pj Gubernur Adhy: Wujud Cepat Tanggap Pemprov Jatim Tangani Dampak Bencana
- Launching Bus Trans Jatim Koridor V, Pj Gubernur Adhy Sebut Wujud Urgensi Pemerataan Transportasi Umum di Jatim