Masih Ada Anak Surabaya Tak Sekolah Karena Kesulitan Biaya

Teks foto: Anas Karno saat jaring aspirasi warga Mulyorejo/RMOLJatim
Teks foto: Anas Karno saat jaring aspirasi warga Mulyorejo/RMOLJatim

Jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno di kawasan Mulyorejo, mendapati aduan soal anak yang tidak sekolah karena kesulitan biaya.


"Bapaknya bernama Yono bekerja buruh bangunan dan tukang sampah di RT saya. ibunya bernama Suwarti sebagai buruh rumah tangga. Untuk makan sehari-hari saja pas-pasan," kata mantan ketua RT 02/RW 02 Mulyorejo, Reni saat menyampaikan aduannya kepada Anas Karno, Kamis (26/1) lalu.

Reni menceritakan, anak tersebut bernama Bayu, tinggal di Mulyorejo gang Suparlan. Dia menyelesaikan pendidikan hanya sampai di tingkat sekolah dasar.

"Saat ini usianya 15 tahun, dan tidak bisa melanjutkan SMP lewat pendaftaran on line, karena terbentur usianya yang sudah melewati batas. Padahal dia ingin sekali melanjutkan sekolah," imbuhnya.

Lebih lanjut Reni menjelaskan, persoalan ini sudah disampaikan ke Lurah, dan disarankan mengikuti kejar paket B yang setara dengan SMP.

"Untuk sekolah kejar paket B membutuhkan biaya Rp 5 juta. Kedua orang tuanya tidak mampu membiayai. Sekarang dia kerja serabutan seperti bantu orang. Kalau nggak ya menggantikan ibunya, membantu bapaknya kerja sebagai tukang sampah," terangnya.

Reni berharap, Bayu bisa bersekolah namun tidak memberatkan beban orang tuanya.

"Anak ini bukan anak pemalas. Dan ingin sekali bersekolah," pungkasnya.

Wakil Ketua Komisi B Anas Karno, memberikan perhatian penuh terhadap persoalan tersebut. 

"Pendidikan merupakan modal penting dan menjadi bekal bagi anak, untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik kelak," jelasnya.

Legislator Fraksi PDIP Surabaya tersebut menambahkan, dirinya akan berkomunikasi dengan Lurah Mulyorejo untuk mencari solusi terkait persoalan tersebut.

"Pemerintah kota sudah selayaknya memberikan perhatian terhadap persoalan ini. Saya akan kawal supaya anak tersebut bisa bersekolah. Sayang kalau putus sekolah, karena dia punya semangat tinggi melanjutkan pendidikan," pungkasnya.