Istana masih menyimpan rapat sosok jenderal yang akan diutus secara khusus oleh Presiden Joko Widodo ke Myanmar.
- Krisis Kemanusiaan Pengungsi Rohingya di Aceh: Solidaritas, Tantangan, dan Harapan
- BPKP Awasi Distribusi Bantuan Indonesia untuk Myanmar
- ASEAN Diharapkan Bisa Selesaikan Isu Rohingya
Begitu juga sikap Kementerian Luar Negeri Indonesia yang belum mau membuka informasi mengenai utusan khusus untuk berbicara dengan para pemimpin junta militer Myanmar.
"Terkait dengan nama, stay tune sajalah. Belum. When the time comes, you'll know," kata Staf Khusus Menteri Luar Negeri Bidang Diplomasi Kawasan, I Gede Ngurah Swajaya dalam konferensi pers selepas pertemuan The ASEAN Foreign Ministers' (AMM) Retreat di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Sabtu (4/2).
Ngurah juga tidak dapat memastikan apakah status jenderal itu masih aktif atau sudah purnawirawan.
Sementara itu, pembentukan kantor utusan khusus yang digagas Keketuaan Indonesia di ASEAN diklaim telah mengantongi dukungan dari seluruh anggota. Bahkan, para Menlu ASEAN menyerahkan sepenuhnya kebijakan kantor utusan tersebut kepada Indonesia.
"Indonesia akan update seluruh anggota ASEAN terkait perkembangan yang sudah dan akan dilakukan oleh Indonesia. Ini masih proses yang mohon maaf, belum bisa share ke publik," pungkasnya.
- Pertama dalam Sejarah, Eri Cahyadi Jadi Wali Kota Surabaya Pertama yang Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden RI
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12