Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) merespon wacana pengurangan katering bagi jemaah haji Indonesia sebagai upaya menekan biaya. Menurut IPHI, langkah ini justru akan menimbulkan masalah baru.
- Kloter Pertama Tiba di Madinah, Jemaah Haji Indonesia Diminta Waspada Cuaca Panas
- Jemaah Haji Aceh Tertua Usianya 100 Tahun, Termuda 18 Tahun
- Pelunasan Biaya Haji Resmi Ditutup
Baca Juga
Sebab, pengurangan katering akan mengganggu kekhusyukan ibadah haji karena jemaah akan disibukkan dengan mencari makanan.
"Bagaimana solusinya kalau tidak ada katering? Ini harus dicarikan solusi terbaik untuk menurunkan biaya jemaah haji tanpa membebani jemaah," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IPHI, Ismed Hasan Putro dalam keterangannya dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/2).
Ismed menyarankan, pemerintah dan DPR RI harus menghitung ulang risiko kebijakan yang akan diambil. Jika jumlah katering tetap harus dikurangi, maka pemerintah bisa memberikan uang saku yang nantinya bisa dibelikan makanan oleh petugas haji.
Dengan demikian, maka jemaah akan tetap khusyuk menjalankan ibadahnya. Apalagi, kata dia, dari ratusan ribu kuota jemaah, banyak yang berusia lanjut usia.
Berdasarkan informasi yang diterima Ismed, ada sekitar 62 ribu jamaah haji lanjut usia (lansia) yang membutuhkan perhatian khusus. Sementara total kuota haji Indonesia tahun ini ada 221 ribu orang, 203.320 jemaah haji reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus.
"Intinya saya berharap agar upayakan lagi untuk mencari solusi terbaik terkait harga biaya haji untuk calon jemaah," pungkasnya.
- Windy Idol Diperiksa KPK, Terkait Kasus Suap Sekretaris MA Hasbi Hasan
- Minta Bendungan Dikuras Demi Ambil Ponsel yang Jatuh, Pejabat India Diskors
- Bank Jatim Dorong Kampung Coklat Blitar Jajaki Pasar Luar Negeri