Pengurangan Katering Jemaah Haji Dinilai Bisa Timbulkan Masalah Baru

Ilustrasi jamaah haji saat ibadah di ka'bah/Net
Ilustrasi jamaah haji saat ibadah di ka'bah/Net

Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) merespon wacana pengurangan katering bagi jemaah haji Indonesia sebagai upaya menekan biaya. Menurut IPHI, langkah ini justru akan menimbulkan masalah baru.


Sebab, pengurangan katering akan mengganggu kekhusyukan ibadah haji karena jemaah akan disibukkan dengan mencari makanan.

"Bagaimana solusinya kalau tidak ada katering? Ini harus dicarikan solusi terbaik untuk menurunkan biaya jemaah haji tanpa membebani jemaah," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IPHI, Ismed Hasan Putro dalam keterangannya dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (11/2).

Ismed menyarankan, pemerintah dan DPR RI harus menghitung ulang risiko kebijakan yang akan diambil. Jika jumlah katering tetap harus dikurangi, maka pemerintah bisa memberikan uang saku yang nantinya bisa dibelikan makanan oleh petugas haji.

Dengan demikian, maka jemaah akan tetap khusyuk menjalankan ibadahnya. Apalagi, kata dia, dari ratusan ribu kuota jemaah, banyak yang berusia lanjut usia.

Berdasarkan informasi yang diterima Ismed, ada sekitar 62 ribu jamaah haji lanjut usia (lansia) yang membutuhkan perhatian khusus. Sementara total kuota haji Indonesia tahun ini ada 221 ribu orang, 203.320 jemaah haji reguler, dan 17.680 jemaah haji khusus.

"Intinya saya berharap agar upayakan lagi untuk mencari solusi terbaik terkait harga biaya haji untuk calon jemaah," pungkasnya.