Pasar Induk Surabaya Sidotopo Jadi Percontohan Nasional Distribusi Komoditas Hortikultura Antar Daerah

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Keberadaan Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS) sangat diharapkan bagi warga kota pahlawan.


Sebab dapat menjadi sentral kulakan bahan-bahan kebutuhan pokok terbesar di Kota Surabaya.

Dengan memiliki luas lahan 3,4 hektar itu saat ini sudah ada sekitar 800 pedagang.

Sedangkan keseluruhan lapak di PISS kurang lebih 1.500.

"Pasti mencukupi. Kita lihat pasar induk di Tangerang luas yang sama kira-kira 3.500 ton per hari, Surabaya ini sudah 1.000 ton lebih, nanti akan berkembang. Pasar kalau banyak itu problemnya pedagang pasar eceran ngutang-ngutang," kata Dirut PT Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Indonesia, Hartono Wignyo dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (15/2).

Tak hanya itu, keuntungan lain dengan adanya pasar induk di Jalan Sidotopo Lor No. 68 A Surabaya tersebubut juga menyerap tenaga kerja bagi warga sekitar, terutama bagi para UKM.

“Dengan adanya pasar induk, kami juga melakukan penyerapan tenaga kerja dari warga sekitar. Kurang lebih saat ini ada 20 orang,” jelas Hartono.

Hartono menambahkan, Pasar Induk Surabaya Sidotopo sendiri dikirim untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok di Kota Surabaya dan wilayah Jawa Timur.

Hal yang sama juga dilakukan untuk pasar induk yang pertama yakni di Osowilangon.

"Di sini lengkap sayur, buah, musala, klinik. Pak Wali juga minta lengkap ada tempat ibadah, kantin, toilet. Luas 3,4 hektare," pungkasnya.

Seperti diberitakan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meresmikan Pasar Induk Surabaya Sidotopo di Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir Surabaya, Rabu (15/2).

Peresmian pasar induk di Jalan Sidotopo Lor No. 68 A tersebut, salah satunya bertujuan untuk menjaga inflasi pangan yang ada di Kota Surabaya.