Deretan kasus kekerasan, perundungan hingga pelecehan seksual kepada pelajar yang banyak mencuat, memantik Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk menggencarkan sosialisasi pencegahannya. Bahkan, ia langsung menemui para pelajar untuk mensosialisasikannya.
- Transaksi E-Katalog Capai Rp127 M dengan Libatkan 700 UMKM Lokal, Banyuwangi Raih E-Purchasing Awards Jatim 2023
- Super Air Jet Resmi Terbang Perdana, Aksesibilitas Menuju Banyuwangi Kian Bertambah
- Pusat Pencegahan Polusi Plastik Pertama di Indonesia Diluncurkan di Banyuwangi
Baca Juga
Seperti saat Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kamis (16/3/2023). Ipuk memberikan penyuluhan tentang anti bullying dan kesadaran untuk menghindari tindak kekerasan dan pelecehan seksual di SMPN 1 Atap Blimbingsari.
“Ayo siapa di sini yang suka membully?” tanya Ipuk kepada anak-anak, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
“Mulai sekarang, tidak boleh menghina temannya ya. Apapun itu. Tidak boleh menghina orangtua, tidak boleh menghina fisik, dan lain sebagainya,” lanjut Ipuk.
Pembinaan tersebut, lanjut Ipuk, telah dilakukan secara sistematis yang melibatkan semua pihak, termasuk wali murid. “Kami telah mengajak pihak kepolisian, TNI, kejaksaan, dan para pihak lainnya untuk memerangi dosa pendidikan ini,” terangnya.
Selain melibatkan stakeholder terkait untuk turut terlibat menangani, lembaga sekolah juga menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan penindakannya.
"Di sekolah-sekolah dan pesantren di Banyuwangi, kita siapkan pojok curhat. Ini wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan problemnya,” ujar Ipuk.
Dari pojok curhat tersebut, diharapkan dapat memberikan keberanian bagi para peserta didik yang mengalami permasalahan untuk melapor. Dari upaya keterbukaan itu, berbagai tindakan preventif dan penanganan bisa segera diselesaikan.
“Kami mendorong para guru tidak hanya menunggu. Tapi, harus peka terhadap kondisi murid. Jika ada yang tidak wajar, segera dekati. Berikan konseling dan problem solving,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Suratno menambahkan, upaya tersebut tidak hanya dengan Pojok Curhat. “Tapi, kami melengkapinya dengan Pekan Parenting. Dimana, kita menyatukan persepsi antara para guru dengan wali murid untuk bersama-sama memberikan pengasuhan kepada anak didik kita,” kata Suratno.
Dengan kombinasi antara para guru di sekolah, orang tua di rumah dan seluruh kesadaran stakeholder di lingkungan, akan memberikan pengawasan yang lebih optimal untuk perlindungan anak. “Ini menjadi tanggungjawab bersama,” pungkas Suratno.[adv]
- Lamongan Kembali Dapat Anugerah Utama BKN Award 2023
- Hindari Penyakit, Ning Sasha Dorong Orangtua Lakukan 5 Dasar Imunisasi Lengkap
- Soal Temuan Logo PDIP di Penerangan Jalan Desa, Ketua PDIP Madiun: Sudah Dilepas