Perubahan Perda Kota Surabaya tentang Perlindungan Anak, Tjutjuk: Kontribusi Untuk Masa Depan

Tjutjuk Supariono / net
Tjutjuk Supariono / net

DPRD Kota Surabaya telah melaksanakan diskusi dengan delegasi UNICEF CFCI terkait Kota Layak Anak, Jumat, (17/3)


Dalam pertemuan tersebut, Tjutjuk Supariono yang juga merupakan Ketua Pansus Perubahan Perda Kota Surabaya tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, mengungkapkan ada 14 pasal baru yang termuat dalam Raperda tersebut. 

"Untuk menjamin Kota Surabaya Layak, ada 14 pasal baru yang bertujuan memenuhi hak anak dalam pendidikan, kesehatan, sosial termasuk perlindungan terhadap anak disabilitas," ujar Tjujtuk, Sabtu, (18/3)

Selain itu, lanjut Tjujtuk, ada Hak Perlindungan Khusus terhadap korban-korban kekerasan dan anak yang berhadapan dengan hukum, anak HIV dan penyakit menular, anak minoritas dan anak korban musibah bencana, KLA dengan mengakomodir kelurahan ramah anak, sekolah ramah anak, dan kampung ramah anak, serta memfasilitasi Forum Anak Surabaya (FAS) di setiap kelurahan.

"Kemudian ada Perlindungan bidang Tenaga kerja, khususnya anak tidak boleh dieksploitasi ekonomi maupun lainnya," sambungnya. 

Tjutjuk menambahkan, bahwa fenomena perubahan iklim menyebabkan Surabaya yang notabene berada di pesisir berpotensi mengalami bencana rob dan banjir. Oleh karenanya, Raperda ini pun menaruh perhatian pada upaya tanggap akan anak korban bencana. Di dalam Raperda akan diatur skema pembiayaan dalam APBD Kota Surabaya untuk menyertakan dan memfasilitasi hak-hak anak. 

"Anak-anak akan menjadi korban yang paling menderita akibat bencana. Anak-anak akan mudah sakit, tidak dapat bersekolah dan tidak mendapat kebebasan bermain," urai Tjujtuk. 

Oleh karenanya, masih kata Tjujtuk, perda ini mengakomodir hak-hak anak saat bencana. Ini sebagai wujud komitmen Pemkot Surabaya untuk terus memberikan perlindungan kepada anak dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, Surabaya dapat mewujudkan jati dirinya sebagai KLA nasional sekaligus memberikan kontribusi untuk dunia yang berkelanjutan.

"Ini juga wujud masa depan anak," pungkasnya.