Wali Kota Mojokerto Berpamitan pada Masyarakat

Ning Ita saat memberikan sambutan di Musala Ar Rosyid/ist
Ning Ita saat memberikan sambutan di Musala Ar Rosyid/ist

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menghadiri salah ashar berjamaah di Musala Ar Rosyid, Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto juga dimanfaatkan berpamitan kepada masyarakat Kota Mojokerto, karena masa jabatan sebagai wali Kota Mojokerto yang diembanya akan berakhir Desember 2023 mendatang.


”Saya atas nama pribadi, keluarga dan pemerintah Kota Mojokerto meminta maaf bila selama ini apa yang diembanya kurang berkenan di masyarakat,” kata Ning Ita sapaan sehari harinya, Senin (3/4).

Dia juga berpesan kepada para jamaah Musala Ar Rosyid untuk senantiasa menjaga kekompakan di masyarakat dan saling tolong menolong kepada sesama. Karena pada Desember 2023, Ning Ita tepat menjabat sebagai wali kota Mojokerto selama 5 tahun.

Pada kesempatan itu selain berpamitan kepada masyarkat, Ning Ita juga meminta para guru TPQ tidak hanya mengajarkan ilmu tentang membaca al-quran kepada anak-anak tetapi juga menambahkan pendidikan moral, karakter dan akhlak kepada para santri. 

"Di Musala Ar Rosyid ini santrinya ada 60, gurunya ada empat. Saya titip guru-gurunya tidak hanya mengajarkan pembacaan Al Qur'an secara benar dan baik makhorijul hurufnya, tetapi juga ditambahi pendidikan moral, karakter, akhlak kepada anak-anak kita. Karena itulah yang menjadi benteng terkuat untuk mencegah kenakalan dikemudian hari kalau mereka beranjak Lebih dewasa," kata Wali Kota Ika Puspitasari di Musala Ar Rosyid, Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan.

Ia menyampaikan bahwa urusan pendidikan menjadi prioritas pada masa kepemimpinannya di Kota Mojokerto. Namun untuk menjadi generasi penerus bangsa tidaklah cukup menjadi pintar dan cerdas. Tetapi juga harus memiliki akhlak yang baik. 

"Saya memang concern urusan pendidikan, ingin calon generasi penerus bangsa pintar dan cerdas. Tapi kalau pintar dan cerdas saja tidak berakhlakulkarimah juga kurang bagus," tutur perempuan yang disapa Ning Ita tersebut.

Pada kesempatan ini ia pun menegaskan bahwa akhlak, pendidikan karakter, pendidikan moral dan keagamaan merupakan pondasi yang paling kuat di era globalisasi.

"Sekarang eranya era keterbukaan, era globalisasi. Orang tua tidak mungkin mendampingi anak kemanapun dimanapun, tapi kalau mereka punya pondasi pendidikan keagamaan, pendidikan karakter yang kuat Insyaallah akan selamat dari dampak negatif era keterbukaan tentunya dengan ditambah doa dari orang tua. Mereka bisa memilih mana yang boleh dan mana yang tidak boleh," imbuhnya.

Ning Ita menyerahkan bantuan hibah untuk Musala Ar Rosyid sebesar Rp50.000.000. Serta memberikan bingkisan untuk warga, para guru TPQ dan takmir dan memberikan zakat mal-nya untuk para mustahik.