Pencapresan Megawati Akan Percuma Kalau Tak Diikuti Arus Bawah

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/3)/RMOL
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/3)/RMOL

Dinamika pencapresan pada tahun politik 2024 terjadi di PDI Perjuangan. Pemicunya, muncul dukungan dari elite politik agar sang ketum, Megawati Soekarnoputri, mencalonkan diri sebagai Presiden RI menggantikan Joko Widodo yang sudah dua periode.


Akan tetapi, menurut Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (Spin), Igor Dirgantara, dukungan elite politik seperti disampaikan Zulfan Lindan, dinilai tidak begitu berpengaruh signifikan terhadap hasil suksesi Pilpres 2024 nanti.

Igor membuat satu perumpamaan mengenai hal tersebut, sebagai gambaran mengenai wajah perpolitikan Indonesia hari ini, terlebih di era demokrasi yang semakin liberal sekarang.

“Intinya, diktator sekalipun akan nyaman duduk di kursi kekuasaan jika punya dukungan dari arus bawah, ketimbang dukungan elite,” ujar Igor melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/4).

Meski begitu, Igor tak bisa memungkiri posisi Megawati di mata publik masih cukup kuat. Mengingat dirinya merupakan putri Proklamator sekaligus Presiden pertama RI,  Soekarno. Selain itu, Mega merupakan tokoh politik perempuan pertama yang menjadi Presiden RI.

Sehingga, jika dibandingkan dengan pemimpin hari ini, yaitu Presiden ketujuh RI Joko Widodo, ketokohan Megawati dinilai masih jauh di atas.

“Megawati dihormati ketokohannya di kalangan elite, sementara Jokowi tidak saja berpengaruh di level elite tapi juga di kalangan bawah,” demikian Igor.