Posisi Partai Gerindra pada Pemilu Serentak 2024, diprediksi tidak akan semoncer Pemilu Serentak 2019 lalu. Hal itu merupakan dampak dari rencana perpindahan Sandiaga Salahuddin Uno ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
- Rapimnas Gerindra Jadi Ajang Konsolidasi Internal, Prabowo Bakal Diminta Lanjut Ketum
- Beredar Dua Keputusan Partai Gerindra Soal Alat Kelengkapan Dewan DPRD Banyuwangi
- Gerindra Serahkan SK Rekomendasi untuk Eri-Armuji Maju Pilkada Surabaya, Ini Alasannya
Begitu analisis Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie melansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (10/4).
“Ada sinyal-sinyal Gerindra akan goyah,” ujar Jerry.
Menurut doktor komunikasi politik America Global University ini, Gerindra tidak hanya akan kehilangan Sandiaga Uno sebagai figur potensial Pilpres 2024, tapi juga basis massa tertentu yang loyal menjadi pemilihnya.
“Terutama pemilih dari pelaku pariwisata dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) karena sudah running sejak didaulat sebagai menteri,” tuturnya.
Karena itu, Jerry meyakini sikap politik Sandiaga Uno pada Pemilu 2024 dengan meloncat ke PPP, akan memberikan dampak buruk terhadap perolehan suara Gerindra.
Ia bahkan memprediksi suara Gerindra sebagai parpol dengan perolehan suara tertinggi kedua pada Pemilu Serentak 2019 lalu, mencapai 17,5 juta pemilih atau sekitar 12,57 persen, akan anjlok.
“Saya kira perpindahan Sandiaga akan memengaruhi elektoral Gerindra,” tandas Jerry.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rapimnas Gerindra Jadi Ajang Konsolidasi Internal, Prabowo Bakal Diminta Lanjut Ketum
- Diusung PDIP dan PPP, Inda Raya - Aldi Mendaftar di KPU Kota Madiun
- Kecewa Rekom PPP, Basis Kultural-Konstituen Pilih Dukung Ra Hamid-As'ad Pilkada Bondowoso