Ingin Dicopot Stiker Gamis, Wali Kota Eri Angkat Keluarga Dewi Munir Jadi Gurunya

Dewi Munir bersama suaminya saat bertemu Wali Kota Eri/RMOLJatim
Dewi Munir bersama suaminya saat bertemu Wali Kota Eri/RMOLJatim

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sangat bersyukur karena di harlahnya Yamatas yang kedua ini sudah banyak membantu keluarga miskin di Kota Surabaya melalui koperasinya. 


Apalagi dibuktikan dengan hadirnya seorang ibu yang diketahui bernama Dewi Munir yang berasal dari Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. 

Dewi Munir adalah penerima Program Gamis (Keluarga Miskin). 

Sejak beberapa bulan lalu, ia bergabung dengan padat karya Sumber Mulia Barokah yang dikelola oleh Pemkot Surabaya bersama Yamatas.

Nah, sejak bergabung dengan padat karya ini, penghasilan keluarganya meningkat. Dulu hanya suami saya yang bekerja dan penghasilannya hanya sekitar Rp300 ribu perminggu. 

Setelah bergabung dengan padat karya ini, sekarang penghasilannya Rp3 juta perminggu.

Makanya Dewi Munir bersama suaminya meminta Wali Kota Eri mencopot stiker merah bertuliskan Keluarga Miskin (Gamis) di rumahnya 

“Sampai tadi beliau mengatakan ingin dicopot stiker keluarga miskinnya, makanya nanti warga yang sudah lepas dari warga miskinnya akan kita undang di Hari Jadi Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim di Sport Center Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Senin (29/5). 

Ia juga mengaku sangat bangga kepada keluarga tersebut karena sudah berhasil lulus dari keluarga miskin atau pra miskin hingga mau mencopot sendiri stiker keluarga miskinnya. 

Bagi Wali Kota Eri, keluarga ini sangat patut dicontoh karena jiwanya sangat luar biasa. 

“Saya berharap ke depan semakin banyak keluarga miskin di Surabaya yang terlepas dari status keluarga miskinnya dengan sentuhan batiniah dan lahiriahnya,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mentasbihkan ibu Dewi bersama suaminya itu sebagai guru bagi dirinya. 

Sebab, Wali Kota Eri menilai bahwa keluarga mereka ini sudah mengajarkan bagaimana bisa berdiri dengan kekuatannya sendiri, dengan susah payah bekerja dan berusaha demi keluarganya, dan mengajarkan bahwa hidup ini harus terus berusaha karena tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah.

“Makanya mulai saat ini, saya tasbihkan jenengan ini adalah guru saya untuk menciptakan kebaikan dan kekuatan di Kota Surabaya supaya lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya.