Ketimbang tidak mendapatkan yang sesuai harapan jika bergabung PDI Perjuangan dan mendukung Ganjar Pranowo, PAN lebih baik mengambil langkah membuat poros baru bersama Partai Golkar.
- PAN Tetap Sodorkan Erick Thohir JadiCawapres Prabowo Subianto
- Partai Demokrat Gabung Koalisi Indonesia Maju, PAN: Kabar Gembira Buat Kami
- Tom Liwafa Bangga Meski Hanya Juara Dua di PAN Turnamen
Baca Juga
"Tentu PAN berpikir strategis dalam hal ini, daripada tidak mendapat sesuai apa yang diinginkan, lebih baik ia membentuk poros koalisi baru bersama-sama dengan Golkar," ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/6).
Karena, menurut akademisi Universitas Sahid Jakarta itu, jika membuat poros baru dan mengusung calon, PAN ikut pegang kendali. Sehingga tidak hanya pengikut dan tidak mendapat posisi tawar apapun.
"Pilihan itu rasional, karena PAN akan memiliki posisi tawar dan dapat menentukan arah masa depan sendiri, tidak dalam bayang-bayang Parpol lain," kata Saiful.
Selain itu, tambanya, dengan adanya poros baru, PAN berpotensi mendapat posisi sebagai Cawapres. Sehingga, memiliki peranan signifikan dalam menentukan arah masa depan partai.
Selain itu, Saiful meyakini, posisi PAN memiliki bargaining politik yang signifikan di antara koalisi Pilpres lainnya.
"Ia (PAN) akan diposisikan lebih terhormat daripada sekadar ikut-ikutan dalam koalisi partai yang telah terbentuk," pungkas Saiful.
- Putra Bung Karno Usulkan Jokowi Jadi Ketum PDIP, Ini Respon Djarot
- Pengganti Megawati di Kursi Ketua Umum PDIP Tak Akan Jauh dari Trah Soekarno
- PDIP Makin Dilematis Hadapi Manuver Politik Jokowi