Mengupas Pemikiran dan Gagasan Soekarno Lewat Buku "Merahnya Ajaran Bung Karno"

Launching buku Merahnya Ajaran Bung Karno
Launching buku Merahnya Ajaran Bung Karno

Pengamat politik dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie menilai, perlu hadirkan kembali figur Bung Karno dalam menghadapi tantangan dan rintangan terhadap Indonesia.


Hal itu disampaikan Connie saat menghadiri acara bedah buku Merahnya Ajaran Bung Karno karya Airlangga Pribadi Kusman yang diadakan di Surabaya pada (17/6) di Surabaya 

Connie menyebut istilah buku ini adalah Rediscovery Sukarno, bagaimana Bung Karno menggali pemikiran tentang ajaran dan pemikiran Marhaenisme dan Pancasila

"Gagasan gagasan Soekarno dari ajaran Marhaenisme dan Pancasila sangat menarik untuk dibahas. Buku ini membahas pula tentang Indonesia yang revolusioner. Sekarang ini kita butuh figur Bung Karno, sebelumnya kita seperti kehilangan figur yang sangat penting dalam sejarah Indonesia," kata Connie.

Connie ungkapkan buku tersebut membahas pula tentang kebangkitan New Emerging Forces dan bagaimana Bung Karno menghadapi berbagai ancaman asing. 

"Bagaimana Bung Karno menghadapi tekanan dari Amerika dan Soviet. Buku ini menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara non-blok. Amerika tidak ingin Indonesia menjadi negara non-blok, dan buku ini menjelaskan tentang tantangan itu," paparnya.

Menurut Connie, ajaran Bung Karno sangat relevan dengan situasi politik dan sosial saat ini, terutama dalam membangun bangsa yang lebih baik dan menghadapi tantangan global seperti Indo-Pacific Security beserta ancamannya terhadap Indonesia. 

"Bung Karno mengajarkan tentang apa namanya kehendak melawan belenggu dan itu diaplikasikan oleh Bung Karno dalam dalam pengambilan keputusan negara," ungkap Connie.

Connie menambahkan, bagaimana gigihnya Bung Karno melawan Neokolonialisme barat dalam pidato yang berjudul Imperialisme Rahwana Dasamuka. 

Ia sangat mengkhawatirkan apa yang diprediksi Bung Karno dalam pidato itu terhadap ancaman Neokolonialisne dan gabungan kapitalisme terhadap Indonesia seperti yang melanda Ukraina, Taiwan dan Connie khawatir akan menimpa  Papua.

"Buku ini sangat penting untuk mengingatkan kita tentang ucapan Bung Karno. Apalagi Bung Karno sangat memuliakan Indonesia, tidak hanya Soekarno berjuang untuk Indonesia merdeka tapi juga memuliakan Indonesia," kata Connie.

Menutup presentasinya, Connie ingatkan perlunya menghormati ajaran Bung Karno. 

"Kita harus menghormati Bung Karno dan mewujudkan mimpinya untuk masa depan yang lebih baik," pungkas Connie.

Sementara Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, yang hadir secara daring via Zoom, mengatakan, acara yang digelar dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno ini dipilih PDIP guna menggelar forum ilmiah untuk pemahaman edukasi terkait dengan ajaran Bung Karno.

"Buku ini membingkai kerangka intelektual dalam memahami ide, gagasan dan pemikiran Bung Karno, tentang tata kehidupan bernegara," kata Hasto.

Sementara Wali Kota Eri Cahyadi, di hadapan peserta dan kader PDIP Jatim, menyampaikan harapan bahwa Surabaya dengan seluruh warganya, bisa menjadi api penerus perjuangan Bung Karno.

"Karena Bung Karno memiliki darah Suroboyo. Dan darah Arek Surabaya adalah darah Bung Karno," kata Eri Cahyadi.

Eri Cahyadi juga mengutip pemikiran Bung Karno yang menurutnya sangat luar biasa dan membekas dalam ingatannya.

"Bahwa tidak ada arti pemimpin tanpa rakyat. Pemimpin harus berjuang untuk rakyat, harus bisa jadi penyambung lidah rakyat," kata Eri.

Di tempat yang sama, anggota DPR RI, Puti Guntur Soekarno juga mengapresiasi buku karya Airlangga Pribadi yang berjudul "Merahnya Ajaran Bung Karno"

"Saya sangat berbahagia dan sangat mengapresiasi sekali atas buku yang ditulis oleh Mas Airlangga yang sudah membuat buku Merahnya Ajaran Bung Karno," kata Puti usai menjadi keynote speaker dalam acara launching buku tersebut, Sabtu (17/6) di Surabaya.

Puti menilai, pada buku tersebut terdapat pemikiran-pemikiran Bung Karno yang dikupas secara komperhensif dan secara ilmiah gitu. 

"Jadi ada tulisan yang memang bisa memberikan gambaran secara ilmiah terkait ajaran dan pemikiran-pemikiran beliau," tambahnya.

Paling tidak, masih kata Puti,  buku tersebut bisa memperkaya sumber literasi jika memang ada para cendikiawan, mahasiswa, generasi muda yang ingin mengetahui seperti apa pemikiran Bung Karno, 

"Bisa jadi rujukan untuk mahasiswa dan cendekiawan," sambungnya.