Produktifitas 600 Bank Sampah di Surabaya Belum Optimal

Teks foto: Agus Hebi Djuniantoro/RMOLJatim
Teks foto: Agus Hebi Djuniantoro/RMOLJatim

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menyatakan, bahwa di Kota Pahlawan telah terbentuk 600 lebih bank sampah. 


Ratusan bank sampah ini ada di tingkat RW, kelurahan, lingkungan sekolah hingga perkantoran.

"Cuma produktivitas belum optimal. Per hari hanya bisa maksimal 2 ton dari 600 bank sampah itu. Karena mereka penghasilan bukan pemulung, kalau bank sampah kan ada edukasinya," kata Hebi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (12/7).

Karenanya, Hebi menyatakan perlu dibentuk Bank Sampah Induk atau tingkat Kota Surabaya. 

Nantinya, Bank Sampah Induk akan memfasilitasi seluruh bank sampah yang ada di Kota Surabaya.

"Jadi bergerak mengumpulkan pemilahan plastik, botol dan sebagainya untuk dicatat administrasi. Bank Sampah Induk bertanggung jawab, dijual ke mana, dengan harga sama, tidak jatuh, tidak terlalu tinggi dan sebagainya," katanya.

Hebi juga menyatakan, rencananya Bank Sampah Induk akan dikelola oleh pihak ketiga. 

Sementara Pemkot Surabaya akan memfasilitasi Bank Sampah Induk bertemu langsung dengan perusahaan pengelola sampah. 

"Jadi seperti itu konsepnya," imbuhnya.

Sekarang ini, pihaknya masih menata terkait rencana pembentukan bank sampah tingkat kota. 

Ia menargetkan, bank sampah tingkat kota itu nanti mampu mengumpulkan minimal 5 ton sampah per harinya. 

"Di Ngagel Timur itu Bank Sampah Induk Surabaya, cuma tempatnya tidak representatif. Jadi sekalian ditata," pungkasnya.