Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diingatkan jangan asal bicara terkait rencana pemindahan kantor operasional Pertamina ke Ibu Kota Negara (IKN). Apalagi sampai membuat narasi yang dapat mengundang kontroversi dengan mengatakan kantor Pertamina di Jakarta hanya sewa.
- Ganjar: Pak Ahok Karakternya Seperti Itu, Tapi Dia Jujur
- Soal Ganjar Disebut Petugas Partai, Ahok: Susah Diatur
- Ahok: Bansos itu Hanya di Zaman Kerajaan
Peringatan itu disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, Kamis (20/7).
Menurut Mulyanto Ahok gegabah dan tidak profesional. Harusnya Ahok fokus pada tugas dan kewenangannya untuk membawa Pertamina mengembangkan usaha di bidang migas, bukan menyasar ke bidang lain di luar kompetensinya.
Mulyanto mengatakan Ahok jangan mempolitisasi Pertamina dengan mendorong BUMN migas ini pindah ke IKN dan berinvestasi di luar kompetensi intinya di sana.
"Pertamina sebaiknya fokus pada bidang usahanya di sektor migas, ketimbang cawe-cawe pada pekerjaan lain di luar kompetensinya," kata Mulyanto.
Mulyanto menyebut pernyataan Ahok yang ingin memindahkan kantor Pertamina ke IKN dengan alasan kantor di Jakarta hanya sewa sangat kontroversial karena tidak sesuai kenyataan.
Mestinya Ahok berkoordinasi dahulu secara internal dengan direksi di level korporasi sebelum dibawa ke luar. Jangan gagasan yang masih mentah sudah dilempar ke publik. Ini kontraproduktif bagi penerimaan publik terhadap Pertamina.
"Apalagi kalau ide-ide mentah tersebut berbau politis. Tugas Komut itu adalah terkait pengawasan perusahaan, bukan pelaksanaan aksi korporasi. Ahok sudah salah kaprah melampaui kewenangannya," tukas Mulyanto dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
- Harga Gas LPG di Jember Melambung, Pertamina Tambah Pasokan 200.480 Tabung
- AHY: Kekuatan Utama Pembangunan IKN Ada di Investasi
- Antisipasi Over Capacity, Penghuni IKN Tak Lebih dari Dua Juta Jiwa