Gubernur Khofifah Minta ASN di Bakorwil Tingkatkan Kinerja, Jaga Soliditas dan Miliki Quick Response

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di masing-masing Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan (Bakorwil) di Jatim dapat meningkatkan Kinerja, menjaga soliditas, memiliki sifat gotongroyong dan respon cepat (quick response).


Ini penting, sehingga  berseiring dengan semangat Optimis Jatim Bangkit, CETTAR serta  membangun semangat IKI(inisiatif, kolaboratif dan inovasi). 

Sementara soliditas dan gotong royong perlu dibangun agar  ketika dibutuhkan percepatan layanan termasuk jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti bencana alam di wilayah tersebut, akan cepat tertangani.

“Para ASN se-Wilayah Kerja Bakorwil III harus siap melakukan quick response.  Selalu berusaha meningkatkan kinerja serta menjaga soliditas. Termasuk membangun semangat gotong royong . Indonesia dan Jawa Timur termasuk wilayah ring of fire. Memang kita tidak berharap ada bencana alam, tapi tetap harus waspada karena Jatim dan Indonesia merupakan wilayah ring of fire. Jadi misal terjadi bencana alam di wilayah Bakorwil tersebut maka dibutuhkan kegotongroyongan semua ASN disana, sehingga responnya cepat,” ungkap Khofifah usai acara SAPA ASN Evaluasi dan Pembinaan ASN Pemprov Jatim se-Wilayah Kerja Bakorwil III Malang di Kota Malang, Senin (31/7).

Khofifah mengatakan, pertemuan ASN se-Wilayah Kerja Bakorwil ini merupakan ajang silaturahmi dan konsolidasi dalam proses pembangunan di wilayah tersebut. Terlebih, Bakorwil adalah miniatur provinsi sehingga tugas-tugas yang multi kompleks di Bakorwil harus terus dikoordinasikan.

"Ini konsolidasi pertama dari 5 Bakorwil di Jatim, sehingga masih ada 4 Bakorwil lagi yang direncanakan bulan Agustus ini semua bisa dilakukan,” katanya. 

Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, Jatim merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang diizinkan memiliki Bakorwil. Hal ini karena Jatim merupakan provinsi yang memiliki jumlah kabupten/kota terbanyak di Indonesia. Sehingga pembangunan di Jatim tidak bisa dilakukan secara simetris, melainkan asimetris. 

Saat ini, Pemprov Jatim memiliki lima Bakorwil yang mewakili lima subkultur yang ada. Yakni sub kultur Mataraman (Bakorwil Madiun), sub  kultur Tapal Kuda (Bakorwil Jember), sub  kultur Arek (Bakorwil Malang), sub kultur Madura (Bakorwil Pamekasan), serta sub  kultur Pantai Utara/Pantura (Bakorwil Bojonegoro).

“Waktu terpilih saat Pilgub, bersama Mas Emil Dardak kami menghadap  Mendagri saat itu serta MenPAN RB . Kami mengusulkan supaya Bakorwil di Jatim tetap dihidupkan. Sebagai bagian pendekatan  pembanguan asimetris karena ada lima sub kultur tadi, maka hanya Jawa Timur yang sampai saat ini diizinkan struktur  Bakorwilnya tetap,” katanya.

“Keberadaan Bakorwil ini sangat penting sebagai upaya konsolidasi proses pembangunan. Apalagi, dalam wilayah masing-masing Bakorwil terdapat banyak Unit Pelaksana Teknis (UPT) OPD Pemprov Jatim, seperti pertanian, peternakan, bina marga, ketenagakerjaan, sampai pendidikan,” lanjutnya.

Di akhir, Khofifah juga berpesan kepada seluruh  Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Bakorwil III Malang   harus memiliki unsur core value 'BerAKHLAK' dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Slogan ‘BerAKHLAK’ merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.

“Setiap ASN dimanapun bertugas harus memegang teguh nilai dasar dan semboyan yang sama. ASN yang berprofesi sebagai dokter, guru,  perawat, Satpol PP, administrator juga harus punya nilai rujukan yang sama. Tetap jaga integritas dan berikan dedikasi terbaik,” pungkasnya.