Pembuktian dan Tantangan Tiga Tokoh di Parpol Debutan 

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen/Net
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen/Net

Partai politik baru dipastikan mewarnai Pemilu 2024. Bukan saja soal status "Parpol debutan", tetapi juga soal sejarah tokoh di balik partai itu. 


Sebut saja Partai Ummat, Partai Gelora Indonesia, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), di mana tokoh pendiri ketiga partai itu sudah lebih dulu besar di partai politik lain.

"Ketiga partai politik itu menarik dibedah, sebab elite-elite yang ada, tidak terpisahkan dari sejarah, dan pernah menduduki jabatan puncak di partai yang turut melambungkan namanya," kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen, dilansir dari Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (15/8).

Dimulai dari PAN, kata Samuel, di awal berdirinya digawangi tokoh Reformasi, Amien Rais. Meskipun dalam perjalanan politiknya tidak mulus, hingga dia terdepak dari partai politik yang dia dirikan dan besarkan itu.

Sekarang, sambungnya, Amien Rais kembali mencoba peruntungan di dunia politik dengan mendirikan Partai Ummat.

"Secara genetika, kedua partai politik, PAN dan Partai Umat, pernah dibidani dan dilahirkan oleh Amien Rais beserta kawan-kawan tentunya," katanya.

Berikutnya, katanya Samuel lagi, adalah Partai Gelora Indonesia, yang pendirinya merupakan pecahan elite politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebut saja Anis Matta dan Fahri Hamzah, yang merupakan tokoh sentral PKS pada masanya.

Lebih lanjut, masih kata Samuel, adalah alumni Partai Demokrat yang kemudian mendirikan PKN. Memang, katanya, Anas Urbaningrum sebagai aktor berdirinya PKN tidak masuk kategori "pemilik" Partai Demokrat.

Tetapi, lanjutnya, posisi Anas yang pernah menjabat Ketua Umum Partai Demokrat, diyakini masih punya loyalis yang mungkin saja mengganggu basis suara partai mercy.

"Sedikit banyak dukungan suara PKN akan mencuri basis massa Demokrat yang masih loyal kepada sosok Anas Urbaningrum, meskipun persentasenya belum dapat dikalkulasi dengan tepat," terangnya.

Apapun persaingan pada Pemilu 2024 nanti, Samuel meyakini Parpol debutan akan mengeluarkan energi penuh. Bukan soal menang, tetapi sebagai pembuktian pada rumah politik lamanya.

"Pertarungan politik 2024 akan seru dan sengit, ini ajang pembuktian bagi partai politik pendatang baru, sekaligus tantangan bagi partai politik lama," pungkasnya.