Motivasi Mahasiswa Unesa, Gus Sadad: Anak Muda Harus Ambil Peran Dan Tawarkan Konsep Bernegara

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Mahasiswa harus mengambil peran dalam konsep bernegara, untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaaan, agar bangsa Indonesia menjadi lebih baik.


Hal ini dikatakan Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad saat memberi motivasi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (22/8/2023).

“Masa sekarang anak-anak muda harus mengambil perannya kembali, bahwa anda yang menawarkan konsep bernegara, dan misi kemerdekaan, karena tanpa anak muda mungkin Indonesia belum merdeka,” ucap Sadad.

Mantan aktivis UIN Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya itu bercerita, misi kemerdekaan dan proses membangun negara kala itu sedikit banyak berkat sentuhan semangat dan kenekatan dari para anak muda.

Susah payah anak muda kala itu tergambar jelas. Tak mudah untuk kata Sadad mencetuskan ide kemerdekaan. Selain harus beradaban dengan penjajah, memerdekakan negara kala itu juga harus berhadapan dengan bangsa sendiri.

Bangsa yang ia maksud adalah beberapa orang yang dipercaya penjajah untuk mengisi posisi penting kala itu. Mulai dari pejabat karesidenan, hingga manajer di tempat tertentu.

“Ketika ide Kemerdekaan itu didengungkan dan didengar oleh tokoh anak muda saat itu, tidak semua merasa happy saat kita merdeka, kenapa? karena mereka sudah diberikan posisi penting oleh para penjajah,” kata Sadad.

Bahkan, semangat dan kenekatan anak muda itu sampai pada peristiwa penculikan, kepada Ir Soekarno dan Moh Hatta. Penculikan yang dilakukan dengan tujuan mendesak mereka segera merumuskan dan mendeklarasikan merdeka.

“Ini kalau orang-orang tua ini nggak kita culik, nggak segera merdeka kita ini, kata mereka kala itu,” ucap Sadad, disambut gemuruh tawa mahasiswa.

Dari peristiwa itu, Sadad menilik garis besar kepada mahasiswa. Sederet aksi yang dilakukan pemuda kala itu tentu juga dibarengi dengan ide dan konspe bernegara yang matang. Sehingga, semangat merdeka itu menjadi logis untuk diterima seluruh lapisan masyarakat.

“Seorang aktivis dan seorang intelektual, tokoh-tokoh itu semua adalah kaum intelektual, bagaimana membangun bangsa ini, bentuknya seperti apa, konsepnya seperti apa, mau kerajaan, republik, atau gabungan antara kerajaan dan republik, negara berdasarkan agama atau nasionalisme, atau demokrasi, mereka berdebat,” beber Ketua DPD Gerindra Jatim itu.

Ia juga memastikan, seluruh pejuang kemerdekaan di Indonesia adalah orang yang memiliki intelektual

“Funding Father itu seluruhnya adalah orang terdidik. Maka mereka pun menyerahkan bangsa Indonesia ini kepada mahasiswa, karena mahasiswa lah orang yang terdidik,” tandasnya.

“Empat tahun kedepan di Universitas ini jangan hanya diisi dengan tiktokan aja, jangan cuma diisi dengan pacaran saja, begitu patah hati, tugas ndak selesai,” lanjutnya sambil di sambut tawa mahasiswa.