BRIN, ITI dan Unesco Perkuat Ketahanan dan Pengembangan Pulau-pulau Kecil di Indonesia

Workshop Internasional On Small Island Research and Devolopment di Mercure Hotel Jakarta/Ist
Workshop Internasional On Small Island Research and Devolopment di Mercure Hotel Jakarta/Ist

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Institut Teknologi Indonesia (ITI) didukung United Nation Education, Science and Culture Organisation (UNESCO) sepakat untuk memperkuat ketahanan dan pengembangan pulau-pulau kecil di Indonesia.


Seperti diketahui, Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.299 pulau, dan umumnya merupakan pulau-pulau kecil dengan luas kurang dari 5.000 m2. Pulau-pulau kecil tersebut ada yang berpenduduk, namun banyak juga yang tidak berpenghuni.

Hal ini disampaikan Kepala BRIN, Dr. Laksana T. Handoko pada awak media dalam Workshop Internasional On Small Island Research and Devolopment di Hotel Mercure, Ancol Jakarta Utara, Selasa (29/8).

"Tantangan yang dihadapi oleh pulau-pulau kecil sangat beragam. Tetapi permasalahan mendasar yang selalu dihadapi adalah keterbatasan lahan pemukiman, sumber daya air tawar dan tersediaan air tanah yang sangat minim. Kondisi ini selalu menjadi problematik sekiranya pemangku kepentingan (stakeholders) di pulau-pulau kecil dihadapkan pada upaya pengembangan ekonomi masyarakat, seperti industri perikanan, budidaya laut dan pariwisata bahari," ujar Handoko dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Adapun peluang pengembangan ekonomi masyarakat di pulau-pulau kecil, lanjutnya, tetap dapat dilakukan. Namun dengan selalu memperhatikan aspek-aspek daya dukung lingkungan. 

Sehingga pemanfaatan sumber daya di pulau-pulau kecil dapat berkelanjutan termasuk dimana kita bisa menyediakan listrik, air bersih dan sumber air laut pada  keseimbangan budaya upaya pengembangan ekonominya melalui riset di pulau pulau kecil termasuk ekonomi dan pendidikan," imbuhnya.

Ditambahkan Handoko, untuk meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya air lokal yang berkelanjutan melalui penerapan strategi pengelolaan baru, harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan penerima manfaat dari masyarakat kepulauan. 

"Informasi terkini dan mendiskusikan langkah-langkah yang efektif, serta memberikan saran yang produktif atas berbagai capaian yang dihasilkan oleh beberapa kegiatan riset dan pengelolaan pulau-pulau kecil yang sedang berlangsung," jelas Handoko.

Salah satunya BRIN dan ITI melakukan lokakarya bersama dengan riset dan invoasi untuk penguatan ketahanan komunitas pulau-pulau kecil di Indonesia dan kawasan Pasifik Barat.

"Ya, dengan membentuk jejaring riset, inovasi dan pengembangan pulau-pulau kecil di lokarya ini terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat lokal, lembaga riset, universitas, tenaga ahli nasional dan regional," ujarnya.

Di tempat yang sama, Dr Maki Katsuno Hayashikawa, Direktur Unesco Jakarta mengatakan, pengembangan sumber daya manusia di pulau kecil menjadi perhatian Unesco. 

"Dalam hal ini Unesco bisa memfasilitasi dalam pertukaran sumber daya manusia termasuk di Indonesia. Aplikasinya bisa digunakan ke negara lain, dan hasil penelitian perlu dipopulerkan kepada negara luar," urainya.

Senada disampaikan Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar IPU, Asean.Eng, Rekor ITI. Menurutnya, untuk menjaga perekonomian di pulau kecil, harus melibatkan kepala daerah dan masyarakat terkait di sana.

"Ya hasil diskusi hari ini akan disampaikan kepada Kementrian Pariwisata agar bisa langsung menjadi perhatian dan menindaklanjuti program riset dan inovasi nasional," tutupnya.