Kolaborasi Demokrat-PDIP Bakal Jadi Sejarah Politik Indonesia Jika Terwujud

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bersama Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono/RMOL
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bersama Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono/RMOL

Potensi kolaborasi antara Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan mulai terbuka. Mengingat, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), telah beberapa kali bertemu dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. 


Apalagi kini Demokrat berstatus "jomblo", usai melepas dukungan terhadap Anies Baswedan dan meninggalkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.  

"Partai Demokrat berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam menyumbangkan ide-ide dan solusi-solusi yang baik untuk kepentingan rakyat dan negara," ujar Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Nanat Najmul Ma’arif, dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Senin (4/9).

Menurut Nanat, salah satu aspek yang menarik dalam perjalanan politik Partai Demokrat adalah membuka ruang untuk potensi kolaborasi dengan PDI Perjuangan. Pasalnya, selama 22 tahun berdiri, Partai Demokrat belum pernah sekalipun bersatu secara formal dengan PDIP dalam mendukung Calon Pasangan Presiden dan Wakil Presiden.

Ditambahkan Nanat, kemungkinan bersatunya Partai Demokrat dengan PDIP akan menjadi sebuah momentum sekaligus langkah progresif dalam sejarah demokrasi Indonesia.

"Potensi ini menemukan titik terang, dengan ditandainya beberapa kali pertemuan antara Ketua Umum AHY dan Ketua PDI Perjuangan, Puan Maharani yang telah menarik perhatian publik," tuturnya.

Kemungkinan bersatunya dua partai tersebut dianggap sebagai lompatan kuantum sejarah demokrasi di Indonesia yang bisa menggerakkan demokrasi ke arah yang lebih baik.

"Bagi kami sebagai kader muda, sangat menyambut baik perkawinan itu terjadi baik sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden (Ganjar-AHY) ataupun sebagai koalisi pengusung," ungkapnya.

"Terjadinya potensi kolaborasi ini dapat menjadikan Demokrat (AHY) untuk mengambil peran sebagai ice breaker atau pemecah kebuntuan komunikasi yang selama ini tidak terajut dengan baik antara kedua partai," tegasnya.

Segala perubahan dan persiapan yang dilakukan Partai Demokrat, akan membuka pintu dialog dan kerjasama yang konstruktif dengan berbagai pihak. Bahkan, keputusan keluar koalisi dan berhenti mendukung Anies Baswedan akan menjadi sorotan utama dalam politik Indonesia serta dapat membentuk kembali dinamika peta politik menjelang pemilihan mendatang.

"Dengan semangat pembaruan, Partai Demokrat siap untuk menjalani tantangan baru dan berkontribusi positif untuk kemajuan demokrasi Indonesia," tandasnya.