SBY Nobar Wayang Kulit Bareng Warga Kediri, Jelaskan Tiga Sifat Pemimpin

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono turun gunung ke Jawa Timur. Kali ini blusukan ke desa desa Kempleng Kecamatan Purwoasri kabupaten Kediri. Dengan didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Renville Antonio, Anggota DPRD Jatim Subiyanto, SBY menyapa warga  desa.


SBY berbaur dengan warga desa sambil menikmati pagelaran wayang kulit yang menampilkan dalang kondang Ki Rudi Gareng dengan mengambil judul cerita "Tumurune Wahyu godho Wesi inten".

SBY yang menggunakan batik lengan panjang warna coklat disambut antusias oleh warga Kempleng Purwoasri. Seolah ingin melepas kerinduan kepada sang mantan Pemimpinnya, masyarakat berebut untuk berjabat tangan dan berselfie dengan SBY.

Mendapat sambutan yang begitu antusias, tampak Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menyambut dengan senyum dan uluran jabat tangan hangat. 

"Terima kasih, sehat ya Bapak Ibu," kata SBY dengan terus memberi senyum hangat. 

Didampingi oleh Wakil Gubernur Jatim Elsetianto Dardak dan Anggota DPRD Jatim H. Subianto , SBY lantas menuju tempat acara . 

Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dalam sambutannya mengatakan betapa sosok SBY adalah presiden yang selalu memikirkan rakyat dengan program program-program nyata untuk mensejahterakan rakyat.

"Bapak ibu yang guru tentu sekarang sudah dapat serfikasi. Nah itu  dirintis di era Pak SBY," ungkap Emil. 

Emil juga mengingatkan terkait program dana desa yang Undang Undang Desa yang juga dilahirkan di era SBY.

"Jenengan Pak Lurah tentu mengelola dana desa. nah Undang-Undang  Desa itu diterbitkan, dilahirkan di era Bapak Susilo Bambang Yudhono, " ungkapnya.

Emil juga sangat bahagia karena SBY berkenan hadir meski acaranya digelar dipelosok desa,

"Biasanya kan di pendopo yang besar, ini desa dan beliau berkenan. Saya ingin datang ke desa, pingin ketemu warga di desa begitu kata Pak SBY. Matur nuwun Pak SBY," kata Emil.

SBY sendiri mengaku sangat senang hadir ke pagelaran Wayang kulit karena SBY selalu cinta pada budaya Indonesia khusus nya seni pewayangan. Selain karena juga ingin menyapa kembali masyarakat di Kediri, "Saya ingin menyapa kembali saudara-saudara saya rakyat Indonesia yang ada di Desa Kempleng Kecamatan Purwoasri Kediri," ungkap SBY saat menyampaikan sambutannya.

Bagi SBY Wayang harus dilestarikan sebagai seni budaya unggulan, yang banyak menceritakan kehidupan manusia  refleksi kehidupan masyarakat bangsa dan negara. "Makanya kita harus hormati para seniman juga dalang-dalang yang terus melestarikan seni pewayangan," tambahnya.

Di tahun Politik ,dimana saat sedang berlangsung Pilpres dan Pilleg, SBY juga mengajak masyarakat agar mendoakan Presiden Indonesia mendatang dapat memimpin Indonesia dengan sebaik-baiknya sejahterakan masyarakat kita. SBY lantas memberi acuan kepada masyarakat seperti apa seharusnya seorang pemimpin itu sesuai tokoh-tokoh pewayangan.

"Karena saya mencintai rakyat, saat saya mendapatkan amanah dari rakyat, saya selalu ingat nilai nilai pewayangan kalau kamu jadi pemimpin, termasuk seorang presiden harus punya tiga sifat, " ungkap SBY.

Ketiga sifat itu kata SBY yaitu seorang pemimpin harus bersifat pamong  ing Jagat.

"Membimbing mengayomi, mencintai rakyat yang dipimpin, adil Ayomi semua jangan dibeda bedakan, karena pemimpin adalah pamonging jagat," ungkapnya lagi.

 "kalau ada yang nyerang dari negara lain tampil didepan mengahadapi, kalau ada krisis ekonomi, bencana alam, harus bisa jalankan tugas negara ini seperti Arjuno lelannanging jagad," jelasnya.

Seorang pemimpin kata SBY, juga harus seperti Krisna, sebagai syarat ketiga.

"Punya strategi, bisa memberi nasehat, menunjukkan ke masyarakat , Indonesia mau dibawa ke mana. Itulah yg disebut Pepadangeng jagat ," kata SBY menjelaskan 3 syarat seorang pemimpin.

"Semoga apa yang saya disampaikan, kelak dimiliki oleh pemimpin Indonesia mendatang agar kita tentram tenang, punya harapan yang baik. Indonesia makin adil damai , makin sejahtera," pungkasnya.